7 Negara Ini Paling Gencar Atasi Jurang si Kaya dan si Miskin

Ada beberapa negara yang mampu memiliki komitmen besar dalam mengatasi masalah ketimpangan ekonomi.

oleh Vina A Muliana diperbarui 21 Jul 2017, 19:49 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2017, 19:49 WIB
Ilustrasi Swedia
Penduduk kota Swedia

Liputan6.com, Jakarta - Masalah ketimpangan antara orang kaya dan orang miskin selalu menjadi pekerjaan rumah yang tak ringan bagi setiap pemerintah di berbagai negara. Maka tak heran apabila pemerintah di tiap negara pun berusaha keras agar hal ini bisa diatasi dengan baik.

Laporan yang baru dirilis lembaga sosial masyarakat Oxfam menunjukkan, ada beberapa negara yang mampu memiliki komitmen besar dalam mengatasi masalah ketimpangan ekonomi. Data yang diolah Oxfam tersebut bersumber dari Bank Dunia dan laporan pemerintah masing-masing negara.

Ada tiga indikator yang digunakan Oxfam dalam menilai hal ini, antara lain besaran belanja sosial pemerintah, sistem pajak yang progresif hingga pemenuhan hak tenaga kerja.

Berikut ulasannya dilansir dari oxfam.org, Jumat (21/7/2017):

7. Austria

Ekonomi Austria merupakan salah satu dari 14 ekonomi terkaya di dunia berdasarkan produk domestik bruto per kapita dan merupakan ekonomi pasar sosial yang maju dan memiliki standar hidup yang tinggi. Selain memiliki industri yang maju, pariwisata juga merupakan sektor yang penting dalam mendongkrak perekonomian negara ini.

6. Finlandia

Finlandia sangat terintegrasi dalam ekonomi global dan perdagangan internasional. Finlandia juga dikenal sebagai negara egalitarian, dengan menempatkan penghormatan kepada hak-hak individu, kesetaraan gender, serta perlindungan terhadap anak-anak pada level tertinggi.

5. Jerman

Meski memiliki kebijakan yang dinilai progresif dalam mengurangi ketimpangan ekonomi, Jerman ternyata masih kesulitan untuk mengatur keseimbangan pendapatan penduduknya. Jerman merupakan negara dengan ketidakseimbangan pendapatan terbesar di Uni Eropa.

Simak video menarik di bawah ini:

 

Norwegia

4. Norwegia

Meskipun terjadi ketidakstabilan pasar yang meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, Norwegia menggunakan sistem perpajakan untuk mengurangi koefisien Gini, dari 0,45 menjadi 0,27. Alhasil, ini pun membuat Norwegia masuk di peringkat sepuluh besar daftar yang dirilis Oxfam.

3. Denmark

Denmark memiliki skor yang tinggi pada tiga indikator yang dinilai. Meski begitu, pemerintah Denmark sedang berupaya untuk mengimplementasi kebijakan baru, karena cara yang selama ini dilakukan dinilai malah meningkatkan kesenjangan dalam negara.

2. Belgia

Negara ini diidentifikasi oleh Oxfam dan lembaga lain memiliki peran yang signifikan sebagai yurisdiksi pajak perusahaan. Penduduk disini juga memiliki kesejahteraan sosial yang baik.

1. Swedia

Swedia mampu menduduki peringkat pertama dengan skor paling tinggi. Di negara ini, sistem perpajakannya dinilai paling progresid di dunia. Swedia juga memiliki kebijakan tenaga kerja serta perlindungan terhadap tenaga kerja wanita yang baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya