Strategi Pegadaian Hindarkan Petani dari Rentenir

Pola pendapatan petani yang bersifat musiman serta berpotensi menjadi sasaran rentenir terus menjadi perhatian termasuk oleh Pegadaian.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Agu 2017, 19:29 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2017, 19:29 WIB
Jelang Lebaran, Transaksi Gadai Meningkat 15 Persen
Warga saat bertransaksi di pegadaian di Jakarta, Kamis (15/6). Meningkatnya kebutuhan masyarakat jelang Lebaran membuat banyak orang menggadaikan barang berharga guna memenuhi kebutuhan yang mendesak. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) menjangkau kepada masyarakat pedesaan yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Kali ini, pendekatan yang dilakukan yaitu dengan meluncurkan Program Pegadaian Sahabat Desa. Program ini diluncurkan untuk mempermudah masyarakat desa dan daerah pinggiran dalam mengakses produk-produk dan layanan Pegadaian.

"Menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Pegadaian membuka layanan keliling yang berpindah dari desa satu ke desa lainnya. Dengan demikian masyarakat desa yang tinggal jauh dari outlet Pegadaian pun dapat dilayani," kata Humas PT Pegadaian (Persero) Basuki Tri Andayani dalam keterangan tertulis, Jumat (11/8/2017).

Bersamaan dengan itu, Basuki menambahkan, pola pendapatan petani yang bersifat musiman serta berpotensi menjadi sasaran pengijon, rentenir, ataupun pinjaman tak wajar lainnya, terus menjadi perhatian.

Untuk meminimalisir hal itu, Pegadaian juga menawarkan produk KREASI Fleksi. Jadi para petani dapat mengajukan pembiayaan dengan sistem 'yarnen' yang dapat dilunasi secara fleksibel karena dapat dibayar setelah panen.

"Dengan begitu mampu membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat serta terus berpartisipasi aktif mendukung program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional," tambah Basuki.

Basuki menceritakan, kedekatan Pegadaian dengan petani itu sebenarnya sudah sejak lama. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya alat-alat tani seperti cangkul dan alat bajak untuk digadaikan.

Namun saat ini hal itu sudah tidak diterima lagi. Sebagai gantinya traktor dan pompa air yang kemudian mengisi gudang-gudang Pegadaian yang lokasinya terletak di sentra-sentra pertanian. "Peran Pegadaian sebagai sahabat petani terus berjalan seiring pergerakan mereka meningkatkan produksi," tutur Basuki. (Yas)

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya