BPS: Orang Indonesia Cukup Bahagia

Indeks kebahagiaan tahun ini diukur menggunakan tiga dimensi, yakni kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Agu 2017, 13:11 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2017, 13:11 WIB
Indeks kebahagiaan tahun ini diukur menggunakan tiga dimensi, yakni kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup.
Indeks kebahagiaan tahun ini diukur menggunakan tiga dimensi, yakni kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks kebahagiaan 2017 terhadap masyarakat Indonesia yang mencapai angka 70,69 pada skala 0-100. Realisasi ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia cukup bahagia dari beberapa dimensi kehidupan.

Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengumumkan, indeks kebahagiaan 2017 di Indonesia tercatat 70,69 atau lebih tinggi dibanding realisasi periode 2014 yang berada di level 68,28.

"Indeks kebahagiaan yang semakin meningkat, berarti semakin bagus. Apalagi mendekati angka 100. Jadi dengan 70,69, itu artinya masyarakat Indonesia cukup bahagia," ujar Suhariyanto, saat Konferensi Pers Neraca Perdagangan Juli 2017 di kantornya, Jakarta, Selasa (15/8/2017).

Adapun dimensi penyusun indeks kebahagiaan masyarakat Indonesia pada tahun ini, kata Suhariyanto, paling tinggi adalah dimensi makna hidup yang mencapai 72,23 dan disusul dimensi kepuasan hidup mencapai 71,07. Semua itu terdiri dari subdimensi sosial 76,16 dan subdimensi personal dengan pencapaian indeks 65,98. Sementara, dimensi perasaan mencapai angka 68,59.

"Indeks kebahagiaan tahun ini diukur menggunakan tiga dimensi, yakni kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup. Hasilnya, paling tinggi dari makna hidup 72,23, kepuasan hidup 71,07, dan dimensi perasaan 68,59," terangnya.

Indeks indikator penyusun indeks kebahagiaan Indonesia pada tahun ini, tertinggi pada indikator keharmonisan keluarga mencapai 80,05 dan terendah indikator pendidikan dan keterampilan dari masyarakat Indonesia sebesar 59,90.

"Tapi ada indikator yang memiliki indeks di bawah 70 dan ini seharusnya bisa diintervensi, antara lain pendapatan rumah tangga, pengembangan diri, perasaan tidak khawatir atau cemas, pekerjaan atau usaha atau kegiatan utama, perasaan tidak tertekan, serta kondisi rumah tangga dan fasilitas rumah‎," jelas Suhariyanto.

BPS, lanjut Kecuk, baru merilis indeks kebahagiaan sebanyak tiga kali, yakni pada periode 2012, 2014, dan 2017. "BPS tidak akan melaporkan indeks kebahagiaan setiap tahun, tapi setiap tiga tahun sekali," ucap Suhariyanto.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya