Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai level 5,1 persen pada 2017. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5 persen merupakan pertumbuhan ekonomi baru.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Ari Kuncoro menuturkan, Indonesia memasuki fase pertumbuhan ekonomi baru di kisaran lima persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,1 persen pada 2017.
"Tak banyak berubah (red: pertumbuhan ekonomi) 5,1 persen pada 2017. Tren sudah terbaca pertumbuhan ekonomi normal yang baru. Ini alami. Istilahnya transisi dari pertumbuhan tinggi 6 persen ke level lebih rendah 5 persen, itu cukup," kata Ari saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Selasa (22/8/2017).
Advertisement
Ari mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat didorong dari usaha perekonomian dalam negeri. Salah satunya ada pergeseran konsumsi masyarakat Indonesia yang semula konsumtif membeli baju, peralatan elektronik, ponsel, kini beralih ke jalan-jalan dan makan di restoran.
Baca Juga
Ari menilai, hal itu menjadi peluang pemerintah Indonesia untuk menggerakan ekonomi dalam negeri dari sektor pariwisata. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia perlu menyiapkan objek pariwisata dan infrastruktur yang baik.
"Yang jalan-jalan mulai orang kaya, menengah, dan menengah bawah. Berarti siapkan obyek pariwisata bagus, dan kemudian transportasi ke sana," kata dia.
Selain itu, Ari menilai rencana pemerintah untuk revitalisasi jalur kereta api sepanjang 1.600 kilometer (KM) juga baik. Ini dapat mendorong industri padat karya yang membutuhkan banyak tenaga kerja.
Ari menambahkan, selain meningkatkan ekonomi lewat sektor pariwisata, pemerintah juga perlu mendorong peningkatan investasi, ekspor impor dan pekerjaan umum.
"Ekspor tak berkembang karena biaya tinggi. Pelabuhan, konektivitas terlalu lama sehingga tak efisien. Padahal ekspor bukan usaha individu lagi tapi bagian usaha dari network," jelas dia.
Ari mengatakan, pemerintah sedang giat bangun infrastruktur juga dorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, dampak pembangunan infrastruktur untuk jangka panjang menggerakkan ekonomi.
"Kalau jangka pendek tergantung proyek infrastruktur itu padat karya atau tidak. Kalau padat karya itu menggerakkan ekonomi dari sekadar upah tetapi juga menggunakan banyak alat," ujar Ari.
Ari menuturkan, pemerintah juga perlu membangun infrastruktur di tingkat pedesaan. Oleh karena itu, ia menilai dana desa itu dibutuhkan namun memang perlu ditingkatkan sinergi untuk pembangunan infrastruktur dan pengawasannya.
"Dana desa sebenarnya bisa disinergikan untuk tingkatkan infrastruktur seperti jalan pedesaan," kata dia.
Ari menilai, adanya momentum kebijakan revitalisasi infrastruktur dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 5,4 persen. Hal itu dengan catatan didukung kondisi eksternal. "5,4 persen itu sudah oke. Pertumbuhan ekonomi 6 persen masih ragu kecuali ada bantuan dari harga komoditas tapi itu doa. Saya tidak melihat harga komoditas akan melonjak ke atas, kalau membaik iya," ujar Ari.
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â