Produk Sekuritisasi Pendapatan Jasa Marga Pertama di Indonesia

OJK mengharapkan produk surat berharga pendapatan Tol Jagorawi dapat mengembangkan pasar modal Indonesia.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 31 Agu 2017, 09:26 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2017, 09:26 WIB
OJK
Ketua DK OJK yang baru, Wimboh Santoso saat mengikuti pelantikan, Jakarta, Kamis (20/7). Anggota DK OJK periode 2017-2022 tersebut yakni Wimboh Santoso sebagai Ketua DK OJK. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Produk sekuritisasi dengan nama KIK EBA Mandiri JSMR01-Surat Berharga Pendapatan Tol Jagorawi telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Produk ini menjadi prestasi untuk pasar modal Indonesia karena produk tersebut merupakan produk pertama di Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso berharap produk tersebut dapat mengembangkan pasar modal Indonesia.

"Sebagaimana kami sampaikan, ini yang pertama kali, ini pecah telor mudah-mudahan dapat diikuti oleh KIK EBA lainnya," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Kamis (31/8/2017).

Wimboh berharap, produk tersebut tidak hanya diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, itu juga diikuti oleh perusahaan swasta lainnya. "Yang harapan kami bukan hanya BUMN, tapi juga perusahaan swasta," ujar dia.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Selanjutnya: Sektor Jasa Keuangan Salurkan Pembiayaan Rp 717 T

Wimboh menerangkan, sektor jasa keuangan diperkirakan menyalurkan pembiayaan Rp 717 triliun pada tahun ini. Sektor perbankan akan menyumbang pembiayaan sebanyak 73 persen.

"Namun demikian dari sekarang, ke depan, kita harapakan porsi pembiayaan pasar modal meningkat yang saat ini baru 24 persen. Dan sisanya pembiayaan lembaga keuangan non bank yang jumlahnya belum begitu besar," ujar dia.

Dia menuturkan, pasar modal akan menyumbang pembiayaan Rp 170,1 triliun tahun ini. Ini jauh dari kebutuhan pembiayaan infrastruktur nasional yang nilainya lebih dari Rp 4.000 triliun.

"Ke depan, kami mendorong pasar modal ini untuk selalu akan dapat memberikan dan fasilitasi pembiayaan jangka panjang dengan berbagai program, di antaranya prioritas pembangunan infrastruktur, dan diikuti investasi jangka panjang lainnya bukan hanya infrastruktur. Tapi adalah investasi swasta yang akan tentunya akan mendorong orientasi ekspor," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya