Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah bergerak stabil pada perdagangan di awal pekan ini. Rupiah bergerak di kisaran sempit. Uji Coba nuklir Korea Utara menjadi penekan dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Senin (4/9/2017), rupiah dibuka di angka 13.346 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.318 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.333 per dolar AS hingga 13.346 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 0,98 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.345 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.351 per dolar AS.
Dolar AS sedikit tertekan di perdagangan Asia terutama terhadap yen karena investor masuk ke aset-aset safe haven karena uji coba nuklir Korea Utara. Dolar AS melemah ke 109,22 per yen di awal perdagangan.
Korea Utara mengumumkan kesuksesannya dalam melakukan uji coba bom hidrogen pada Minggu 3 September waktu setempat. Pejabat Jepang dan Korea Selatan telah lebih dulu mengungkapkan hal tesebut setelah otoritas terkait mendeteksi gempa buatan yang terjadi di dekat situs uji coba nuklir Korut.
Ini merupakan uji coba nuklir keenam Korut dan yang pertama sejak Donald Trump dilantik. Peristiwa ini dinilai akan meningkatkan ketegangan yang saat ini sudah tinggi antara pemerintah AS dan rezim Korut.
"Pelaku pasar tidak menginginkan gejolak pasar yang berkepanjangan," jelas analis mata uang Western Union Business Solutions, Melbourne, Australia, Steven Dooley.
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Uji coba nuklir
Korea Utara berhasil mencatat kemajuan terkait senjata nuklirnya. Demikian laporan yang dirilis kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA).
"Selama berkunjung ke Institute Senjata Nuklir, Pemimpin Korut Kim Jong-un menyaksikan sebuah bom hidrogen dimuat ke peluru kendali balistik antarbenua (ICBM) baru," ungkap laporan KCNA seperti dikutip dari CNN pada Minggu kemarin.
Media corong Korut tersebut menambahkan, "Bom-H, kekuatan peledak yang dapat disesuaikan dari puluhan kiloton menjadi ratusan kiloton adalah senjata termonuklir yang sangat fungsional dengan daya musnah yang sangat hebat. Bahkan bisa diledakkan pada ketinggian demi serangan energi elektromagnetik super pada target strategis".
Seperti dilansir BBC, laporan KCNA tersebut disertai dengan gambar di mana Kim Jong-un tengah memeriksa apa yang diklaim sebagai bom-H.
Ini merupakan kabar teranyar soal perkembangan program nuklir Korut setelah pekan lalu negara itu meluncurkan rudal jarak menengah yang diidentifikasi sebagai Hwasong-12.
Rudal tersebut terbang melintasi langit Jepang sebelum akhirnya jatuh di Samudra Pasifik. Peristiwa ini sontak memperburuk ketegangan antara Korut dan Amerika Serikat serta sekutunya, Jepang dan Korea Selatan.