Cerita Dahlan Iskan Kembangkan Energi Matahari Saat Jadi Tahanan

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan ingin solar cell bisa dimanfaatkan secara optimal sehingga menjadi energi alternatif.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 11 Sep 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2017, 19:30 WIB
 Tokoh 'Marketeer of The Year 2014' di Indonesia
Dahlan Iskan saat menghadiri penghargaan Marketeer of The Year 2014 yang digelar oleh Markplus Inc, Jakarta, Kamis (11/12/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemanfaatan sel surya atau solar cell sebagai energi alternatif masih dianggap mahal. Pasalnya, solar cell kerap kali dikaitkan dengan baterai.

Sejalan dengan itu, pemanfaatan solar cell juga terbatas untuk penerangan dan pemukiman. Itu membuat proyek solar cell terlihat semakin mahal.

Demikian kata Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan saat dihubungi Liputan6.com, di Jakarta, Senin (11/9/2017).

"Matahari begitu panjang, tapi selama ini orientasinya kan untuk penerangan rumah, maupun penerangan jalan. Tapi dari pengalaman saya selama di PLN selama menekuni bidang itu, listrik yang diproduksi solar cell itu menjadi mahal, bisa dua kali lipat harga listriknya PLN karena harus pakai baterai, baterai itu mahal. Kenapa harus pakai baterai, karena dipakai malam hari," jelas dia.

Kondisi itu mengusik dirinya. Dahlan ingin solar cell bisa dimanfaatkan secara optimal sehingga menjadi energi alternatif. Selama menjadi tahanan kota, dia pun berpikir bagaimana cara memanfaatkan energi matahari tersebut. Dahlan mengaku butuh waktu 6 bulan.

"Ya karena saya kan tahanan kota, banyak waktu, sehingga menjadi masa tahanan saya mikir," ujar dia.

Alhasil, lanjut Dahlan, terbesit dipikirannya untuk memanfaatkan solar cell sebagai energi untuk menggerakan pompa air. Apalagi, pompa air di desa-desa banyak yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) solar.

"Saya ingat di desa-desa banyak menggunakan genset, harus beli Solar. Kemudian nanti tumpah-tumpah dan mahal. Bagaimana dengan solar cell?" ujar dia.

Lalu terpilihlah Jombang sebagai tempat uji coba solar cell pompa air tersebut. Uji coba berlangsung selama 1 bulan dan berhasil. Pompa air dengan solar cell mampu mengairi lahan seluas 20 ha.

Dahlan pun bercerita, listrik yang dihasilkan oleh solar cell ialah DC. Sebab itu, pompanya pun harus menyesuaikan listrik DC. Dahlan mengaku pompa tersebut diperoleh setelah melakukan pencairan di internet. Pompa itu pun ditemukan di Negeri Tirai Bambu, China.

Meski begitu, menurutnya, pompa listrik DC masih relatif mahal. Dia ingin pompa yang digunakan ialah pompa AC. Sebab itu dia berharap dari dalam negeri menciptakan alat yang bisa mengubah listrik DC menjadi listrik AC. Sehingga, nantinya biayanya menjadi murah.

"Ini kan (solar cell) DC bukan AC, berarti harus cari pompa DC. Saya cek internet, saya ketemu RRC, saat ini baru RRC. Kemudian berhasil keluarkan air sudah satu bulan ini. Tetapi pompa DC mahal, saya berpikiran sekarang untuk menggunakan pompa AC saja, pompa air yang sistem AC tapi pakai inverter. Inverter ini kita cari yang ciptaan sendiri, ciptaan anak-anak SMK supaya tidak menambambah mahalnya," jelas dia.

Ditanya mengenai biaya yang dikeluarkan, Dahlan tidak menyebut secara rinci. Dia bilang, tengah menghitung biaya yang dikeluarkan.

"Ya karena ini sifatnya penelitian, masih banyak, yang penting kan fungsi enggak. Saya enggak hitung harganya dulu. Setelah berfungsi ini saya akan menghitung bagaimana betul-betul murah, dengan cara sekarang sudah terbukti jalan. Tetapi hitungan rupiahnya saya masih menghitung. Tapi gambaran saya tetap akan lebih murah kalau AC," tutup dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Modif Jaguar

Dahlan Iskan merupakan salah satu orang yang berambisi mengembangkan mobil listrik di Indonesia. Selama masa menjadi Menteri BUMN, Dahlan sudah beberapa kali mengembangkan mobil listrik.

Tercatat ada tiga mobil listrik yang melekat dengan sosok Dahlan Iskan saat menjadi Menteri BUMN, yaitu Tuxuci, mobil listrik yang memiliki body seperti Ferarri, kemudian Selo yang seperti Lamborghini dan Gendhis, mobil listrik berkelas MPV seperti Alphard.

Komitmen Dahlan dalam mengembangkan mobil listrik ini tetap berlanjut, meski dirinya tak lagi menjadi Menteri BUMN. Kali ini, Dahlan merombak mobil Jaguar miliknya untuk dijadikan mobil listrik.

Seperti yang dituliskan Staf Khusus menteri ESDM Hadi M Djurait di media sosialnya, nampak Dahlan tengah melakukan pengecekan Jaguar yang dirombaknya di salah satu bengkel.

"Komitmen Pak DI (sapaan Dahlan Iskan) untuk pengembangan mobil listrik di Indonesia sungguh mengagumkan, luar biasa, tanpa batas. Salah satunya, mempermak habis mobil Jaguar miliknya menjadi mobil listrik," tulis Hadi seperti dikutip Liputan6.com.

Bukan tanpa alasan Dahlan melakukan hal itu. Secara tidak langsung, Dahlan ingin memberi contoh pada para pabrikan otomotif dan masyarakat untuk lebih perhatian terhadap pengembangan mobil listrik.

"Biar orang lihat, Jaguar saja bisa apalagi mobil sekelas Xenia," tutur Dahlan.

Dalam pertemuannya dengan Dahlan Iskan tersebut, Hadi juga menceritakan, dirinya mencoba mobil listrik terbaru milik Dahlan produksi Amerika Serikat (AS), Tesla. Saat ini, Tesla belum dijual di Indonesia.

Hadi mengendarai Tesla keliling sekitar Surabaya dan langsung dikomandoi oleh Dahlan Iskan yang duduk di sebelahnya.

"Pak DI duduk di samping, bercerita banyak hal seputar mobil listrik. Untuk Indonesia lebih baik," tutup Hadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya