Banyak BUMN Merugi, Menteri Rini Jarang Libur

Hingga akhir tahun, jumlah BUMN yang masih merugi hanya tinggal satu yaitu Merpati.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Sep 2017, 19:45 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 19:45 WIB
20151006-Menteri BUMN Rini Soemarno di Komisi VI-Jakarta
Menteri BUMN Rini Soemarno saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VI, Jakarta, Selasa (6/10/2015). Komisi VI menyetujui tambahan penyertaan modal negara (PMN) kepada 23 BUMN senilai Rp.34,32 triliun.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat masih ada 24 BUMN yang masih merugi pada semester I 2017 ini. Meskipun jumlahnya sudah menurun dibanding dengan periode yang sama tahun lalu, tapi jumlah tersebut masih cukup banyak. 

Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro mengungkapkan Menteri BUMN Rini Soemarno menargetkan hingga akhir tahun tidak ada BUMN yang merugi lagi ataupun jika masih ada yang merugi, itu hanya PT Merpati Nusantara Airline (Persero).

Demi mengejar target tersebut, Imam dan pejabat Eselon 1 Kementerian BUMN diajak Menteri Rini untuk tetap masuk kerja di Sabtu-Minggu.

"Di Rapim tadi pagi, Bu Menteri bilang akan tongkrongin BUMN rugi itu bersama Pak Aloy (Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN), Sabtu-Minggu tetap kerja," kata Imam di Kementerian BUMN, Selasa (12/9/2017).

Untuk mengatasi BUMN yang masih merugi ini, Imam memperingatkan kepada direksi BUMN dimana jika ingin keluar dari kerugian harus kerja ekstra hingga akhir tahun ini. "Kalau tidak mau diajak cepat atau kalau mau jalannya kayak kura-kura ya minggir saja," tambah dia.

Sementara di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro menambahkan, dari 24 BUMN yang mengalami kerugian tersebut, tidak semuanya dalam kondisi 'kritis' dan harus dilakukan restrukturisasi.

Dalam evaluasi manajemen BUMN, Aloy lebih memilah sesuai kasus di masing-masing BUMN yang mengalami kerugian. Dianggapnya, BUMN yang tahun lalu untung, namun tahun ini merugi, itu hal yang biasa dan perlu pendalaman penyebabnya saja dan kemudian melakukan perbaikan.

Berbeda ceita dengan BUMN yang beberpa tahun lalu untung, namun dalam beberapa tahun merugi dan tak kunjung bangkit. "Kalau dia (Direksi) tidak performance ya ganti orang," tegas Aloy.

 

Daftar BUMN yang merugi

Untuk diketahui, Kementerian BUMN melaporkan masih ada 24 BUMN mengalami rugi hingga semester 1 2017. Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro mengaku, meski masih ada 24 BUMN yang merugi, namun jumlah itu sudah berkurang jika dibandingkan periode yang sama 2016.

"Ada penurunan jumlah BUMN yang rugi, dari 27 menjadi 24 BUMN," kata Imam di Kementerian BUMN, Selasa (29/8/2017). Namun begitu, Imam mengaku, 24 BUMN tersebut tidak semuanya masuk dalam kategori penanganan khusus atau restrukturisasi.

"24 BUMN itu tidak semuanya masuk ICU lho ya, karena kalau masuk ICU itu berarti masuk ke Deputian Pak Aloy, ini masih di kedeputian masing-masing," ujar dia.

Masih adanya BUMN yang merugi tersebut dikarenakan ada beberapa BUMN yang pendapatannya baru masuk di Semester 2 setiap tahunnya.

Imam menargetkan, hingga akhir tahun, jumlah BUMN yang masih merugi hanya satu perusahaan, yaitu Merpati.

Adapun 24 BUMN rugi, antara lain:
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)
Perum Bulog
PT Berdikari (Persero)
PT Indofarma (Persero) Tbk
PT Energy Management Indonesia (Persero)
PT Hotel Indonesia Natour (Persero)
PT Pos Indonesia (Persero)
Perum PFN
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
PT Balai Pustaka (Persero)
PT PAL Indonesia (Persero)
PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
PT Boma Bisma Indra (Persero)
PT INTI (Persero)
PT Dirgantara Indonesia (Persero)
PT Amarta Karya (Persero)
PT PDI Pulau Batam (Persero)
Perum Damri
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT Danareksa (Persero)
PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero)
PT Iglas (Persero)
PT Istaka Karya (Persero)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya