Kadin: Mal Sepi karena Masyarakat Ogah Belanja

Bisnis ritel dalam negeri tengah mengalami tantangan berat di tahun ini

oleh Septian Deny diperbarui 20 Sep 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2017, 19:30 WIB
Pusat Perbelanjaan Modern Kian Marak, Blok M Mal Ditinggal Pengunjung
Suasana pusat perbelanjaan Blok M Mal, Jakarta Selatan, Selasa (8/1). Berkembangnya dan maraknya pusat perbelanjaan di Ibukota, membuat Jakarta Blok M Mal semakin sepi dan berkurangnya minat pengunjung. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Bisnis ritel dalam negeri tengah mengalami tantangan berat di tahun ini.‎ ‎Bukan lantaran daya beli yang menurun, melainkan disebabkan oleh kurangnya minat masyarakat untuk berbelanja.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani dalam acara ‎Talk Show dengan Topik Direktur Jenderal Pajak & Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Mendengar dan Menjawab‎.

Dia mengungkapkan, sebenarnya masyarakat masih memiliki daya beli yang cukup tinggi dengan pendapatan yang dimilikinya. Namun, pendapatan tersebut lebih banyak disimpan di bank.

"Orang tidak belanja, duit padahal ada tapi orang tidak belanja. Kita lihat duit di bank DPK naiknya signifikan kok. Pendapatan dari masyarakat realatif sama tetapi mereka lebih banyak nyimpen duit dulu, karena DPK naiknya signifikan," ujar dia di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (20/9/2017).

Rosan menyatakan, keinginan orang untuk menahan belanja memang bukan suatu hal yang baru. Menurut dia, ada berbagai faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, seperti faktor tahun politik.

‎"Kan kadang-kadang ada suatu masa, ini bersamaan lagi nggak belanja, atau orang mikir tahun depan tahun politik jadi di-rem dulu," kata dia.

Selain itu, lanjut Rosan, perkembangan bisnis e-commerce juga membuat penjualan ritel semakin terpuruk. Meski pun diakuinya kontribusi e-commerce ini tidak begitu signifikan.

"ijuga ada penyumbang meski tidak signifikan," tandas dia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya