Pengembang Ini Lirik Potensi Pasar Vila Hotel di Tanah Lot Bali

Pengembang pun terus melirik Bali sebagai lokasi pengembangan resort maupun vila hotel.

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 22 Sep 2017, 12:16 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2017, 12:16 WIB
20150831-Tanah Lot dan Pantai Kuta Masih Jadi Primadona Wisata Pulau Dewata
Beberapa wisatawan melintas usai bermain surfing di kawasan Pantai Kuta, Bali, 31 Agustus 2015. Pantai Kuta masih menjadi lokasi wisata utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Pulau Bali memang menyajikan pesona alam dan budaya yang sangat mengagumkan. Wajar jika pulau ini dinobatkan sebagai destinasi wisata paling favorit dan terbaik selama 12 tahun berturut-turut versi DestinAsian Readers Choice Award (RCA) 2017 yang bermarkas di Singapura. Pengembang pun terus melirik Bali sebagai lokasi pengembangan resort maupun vila hotel.

Saat ini jumlah hotel di Bali sudah cukup padat dengan jumlah diperkirakan lebih dari 15.000 hotel yang telah beroperasi. Namun minat investasi properti di Bali masih cukup tinggi terutama untuk sektor resort maupun vilatel.

Hal ini yang mendorong PT Mahakarya Evelyn-Almeera Mughnii Development atau Mughnii Land untuk membangun vila mewah berkonsep vila hotel di Pantai Beraban, Tanah Lot, Tabanan. Lokasi ini dikenal sebagai salah satu kawasan sunrise property di Bali.

Berdiri di atas lahan 16 hektar, Mughnii Land membangun 555 Island Bali, sebuah vila hotel dengan konsep resort di pesisir Pantai Beraban, Tabanan- Bali. Resort ini akan terdiri dari 827 unit yang seluruhnya dijual, kecuali 20 unit yang tetap dipertahankan pengembang untuk dikelola sendiri.

Secara lokasi, kawasan 555 Islands ini berada di gugusan Desa wisata Beraban yang mempunyai potensi besar dalam bidang wisata. Dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam dari Bandara Ngurah Rai, lokasi Desa Beraban ini sangat strategis sehingga membuat desa wisata di Tabanan ini sudah cukup dikenal di kalangan wisatawan.

Owner PT Mahakarya Evelyn-Almeera Mughnii Development, Djoko Purwoko, mengatakan proyek 555 Islands dikembangkan dengan konsep vila hotel mewah di tepi pantai yang dilengkapi dengan private pool.

“Di sini, kami menawarkan dua tipe unit, yakni tipe 32 dan tipe 56 dengan private pool dengan status hak milik. Kami emas dengan berbagai fasilitas menarik untuk wisatawan,” ujar dia yang ditulis Liputan6.com, Jumat(22/9/2017).

Dengan konsep vila hotel, 555 Islands terbuka untuk investor yang menginginkan investasi menarik dan istimewa di Bali. Melalui pengelolaan vilatel oleh developer sendiri, Djoko meyakini 555 Islands bisa menjadi pilihan yang menarik berkat keistimewaan yang dimilikinya.

Salah satu kota yang dibidik adalah Bandung yang dinilai memiliki banyak investor potensial. “Bandung saya rasa bisa dijadikan pasar menarik bagi proyek kami karena selain nilai investasi yang ditawarkan terjangkau, juga peluang keuntungannya pun menjanjikan,” pungkas Djoko.

 

 

Garansi Sewa

Guna meyakinkan calon investor, Djoko menyebutkan, pasaran sewa unit vila hotel di kawasan itu saat ini mencapai sekitar Rp 1,5 juta per malam untuk tipe terkecil (32/60) dengan garansi pendapatan sewa Rp 5 juta per bulan selama masa KPR maksimal 15 tahun.

Perhitungan pembagiannya yakni pendapatan sewa 70% untuk investor dan 30% untuk pengembang. Garansi sewa tersebut mulai dihitung setelah vila hotel beroperasi selama 7 bulan. Djoko mencontohkan, bila dalam sebulan unit milik investor hanya tersewa sebanyak 10 hari saja, berarti Rp 1,5 juta dikali 10 hari yakni Rp 15 juta. Sebesar Rp 10,5 juta menjadi hak pemilik, dan sisanya untuk pengembang.

Kemudian, jika harga unit termurah Rp 495 juta (harga KPR), maka DP-nya adalah Rp 50 juta (10 persen) dengan plafon pinjaman Rp 445 juta dan cicilannya Rp 4,5 juta per bulan selama masa tenor 15 tahun dan bunga 9 persen per tahun. Dengan demikian, pemilik unit masih dapat surplus Rp 6 juta per bulan.

“Jadi selama 15 tahun itu ibaratnya cicilan KPR gratis. Kalau pun nggak dapat penyewa dalam sebulan, sudah ada garansi sewa Rp 5 juta per bulan. Ini investasi yang aman sekali,” kata Djoko.

Unit vila hotel ditawarkan dengan harga terjangkau yakni tipe unit 32/60 dan 56/60 masing-masing seharga Rp 395 jutaan dan Rp 900 jutaan per unit (tunai). Jika dibeli secara KPR, tipe termurah dipatok Rp 495 juta dengan uang muka 15 persen langsung lunas.

“Pembelian bisa juga secara tunai bertahap hingga 24 bulan dengan DP Rp 50 juta,” tambah Djoko.

Kedua, adalah tingkat okupansi yang cukup tinggi mencapai 45 persen-70 persen. Djoko membandingkannya dengan beberapa vila di sekitar 555 Islands dengan lokasi lebih jauh dari view pantai, dimana tingkat okupansinya sekitar 70 persen dengan nilai sewa mencapai Rp 12 juta – Rp 16 juta per malam.

Untuk tahap pertama dipasarkan 100 unit vila hotel. Djoko menyebutkan bahwa dalam dua minggu, vila yang akan mulai dibangun pada Desember 2017 ini telah terpesan 59 unit. Proyek ini seluruhnya ditargetkan selesai pada pertengahan 2019.

“Keistimewaan lain dari unit vila hotel ini adalah statusnya Sertifikat Hak Milik (SHM). Berbeda dengan yang lain yang masih Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), unit yang kami tawarkan lebih terjamin dan lebih menguntungkan karena properti selamanya milik konsumen dan kapan pun bisa dijual,” papar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya