Banyak Sisa Emas di Selokan Swiss, Nilainya Capai Rp 41 Miliar

Baru-baru ini terungkap bahwa air selokan di Swiss juga mengandung emas dan perak.

oleh Vina A Muliana diperbarui 27 Okt 2017, 04:17 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2017, 04:17 WIB
20170410-Murray dan Federer Tanding di Atas Sungai-AP
Petenis asal Swiss, Roger Federer (kiri) bertanding melawan petenis asal Inggris, Andy Murray di lapangan kecil di atas sungai Kota Zurich, Senin (10/4). Kedua petenis itu terlibat dalam program amal The Match For Africa 3. (Michael Buholzer/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Swiss dikenal sebagai negara paling makmur di dunia. Standar hidup yang tinggi membuat warga di negara ini pun terbiasa untuk menggunakan barang-barang berkualitas.

Baru-baru ini terungkap bahwa air selokan di Swiss juga mengandung emas dan perak. Dikutip dari UPI, Jumat (27/10/2017), nilai logam mulia yang terkandung di sana mencapai 3 juta swiss franc atau setara Rp 41 miliar.

Usul punya usul, emas dan perak ini berasal dari berbagai fasilitas pengelolaan limbah. Bahkan tahun lalu tercatat tak kurang 3 ton perak dan 43 kilogram emas terkandung dalam selokan.

Hasil studi pemerintah menyebut, beberapa perusahaan yang menyumbang sampah ini antara lain pabrik jam tangan, obat hingga industri kimia. Industri-industri ini diketahui menggunakan perak dan emas dalam produk dan proses produksinya.

Penelitu Bas Vriens mengatakan, level sampah emas yang cukup signifikan ditemukan di Jura, wilayah barat Swiss yang diyakini terkait dengan industri jam tangan yang menggunakan logam mulia itu untuk menghias produk mereka.

Konsentrasi sampah emas juga banyak ditemukan di Ticino, wilayah selatan Swiss, yang merupakan tempat pengolahan emas.

"Di sini menjadi satu-satunya wilayah di mana mengumpulkan kembali sisa emas bisa cukup masuk akal," tambah Vriens.

Namun demikian, para peneliti berpendapat pemungutan ampas unsur-unsur itu tidak sepadan. Konsentrasi unsur-unsur itu tidak membawa risiko pada lingkungan karena kebanyakan di antaranya masih di bawah ambang bahaya.

"Pemungutan logam-logam dari air limbah atau lumpur tidak sedemikian genting pada saat ini, baik secara finansial maupun karena jumlah yang bisa diraih," jelas mereka.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya