BI Gulirkan Gerakan Nontunai hingga Tingkat Desa

Gerakan nontunai dengan menggandeng kepala desa merupakan terobosan baru yang dilakukan BI.

oleh Panji Prayitno diperbarui 04 Nov 2017, 20:48 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2017, 20:48 WIB
Pembukaan acara Ciayumajakuning Entrepreneur Festival di Hotel Prima Kota Cirebon, Sabtu (4/11/2017).
Pembukaan acara Ciayumajakuning Entrepreneur Festival di Hotel Prima Kota Cirebon, Sabtu (4/11/2017).

Liputan6.com, Cirebon - Bank Indonesia semakin gencar melaksanakan program transaksi nontunai. Salah satu contohnya seperti yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPWBI) Cirebon dengan menggandeng kepala desa untuk menggunakan transaksi nontunai dalam mengelola dana desa.

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Cirebon Abdul Madjid Ikram mengatakan, saat ini BI telah menggandeng Desa Sindang Jawa, Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sebagai percontohan pengelolaan dana desa secara nontunai.

Kerja sama di tingkat desa tersebut merupakan salah satu upaya untuk meminimalisasi terjadinya penyalahgunaan dana desa. Selain itu, lanjut Majid, transaksi nontunai juga merupakan upaya untuk menekan peredaran uang palsu.

BI juga akan membantu pemerintah di tingkat desa agar mampu mengelola dana desa dengan benar. "Kalau nontunai kan dana yang dicairkan itu bisa kita lacak ke mana larinya," kata Madjid usai membuka acara Ciayumajakuning Entrepreneur Festival di Hotel Prima Kota Cirebon, Sabtu (4/11/2017).

Gerakan nontunai dengan menggandeng kepala desa merupakan terobosan baru yang dilakukan BI. Madjid mengaku, dalam kerja sama tersebut, tingkat kesulitan untuk merealisasikan program terbilang tinggi dibandingkan dengan kerja sama dengan pengelola tol.

"Kemarin elektronifikasi pintu tol yang ada di Cirebon ternyata sudah hampir 100 persen. Sekarang kita butuh proses untuk menyadarkan kepala desa dulu," ucapnya.

Dalam kerja sama tersebut, dia akan menggandeng perbankan di tingkat desa setempat. BI Cirebon juga akan melatih perangkat desa. "Desa akan membuka akun-akun bank. Sistem kami siapkan untuk di desa dan di toko material yang akan bekerja sama," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Ciayumajakuning Entrepreneur Festival

Sementara itu, dalam Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF), sekitar 50 tenan dari berbagai produk usaha yang dibina BI Cirebon dipamerkan. Baik dari sektor pertanian, perikanan, pariwisata, maupun aneka produk lokal lainnya.

Acara festival tersebut bakal berlangsung selama dua hari. Festival, sambung dia, merupakan upaya memperkenalkan produk-produk binaan BI.

"Harapan kami pameran ini bisa memperluas pasar nantinya dan menginspirasi para pengusaha lain untuk ikut mengembangkan ekonomi daerah. Kita berharap, bukan hanya pasar daerah, tapi bisa merambah juga hingga pasar nasional," kata Madjid.

Anggota Komisi XI DPR RI, Kardaya Warnika, mengatakan peningkatan perekonomian daerah melalui produk-produk lokal harus didukung oleh pemerintah. Ia menilai perkembangan perekonomian daerah bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

"Terus terang, ekonomi kita saat ini agak kurang baik. Untuk itu harus ada campur tangan pemerintah, seperti ini juga. Selain BI, PLN, Pertamina, dan BUMN lainnya juga harus aktif membantu daerah," katanya.

Pengusaha daerah, kata dia, harus mampu mengolah produk-produk di bidang pertanian, perikanan, dan lainnya secara inovatif. Seperti bawang hasil pertanian diolah menjadi bawang goreng yang memiliki kemasan menarik dan daya jual yang tinggi.

"Sama saja kita jual jeruk nipis, kalau hanya jeruk nipisnya saja kan tidak menarik. Tapi harus diolah, semisal jadi sirup atau lainnya," kata wakil rakyat dari Fraksi Gerindra. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya