Gunung Agung Meletus, Maskapai Rugi Besar?

INACA mengaku maskapai penerbangan merugi sebagai dampak letusan Gunung Agung, Bali

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 28 Nov 2017, 19:27 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2017, 19:27 WIB
Asap Putih Tebal Membubung dari Perut Gunung Agung
Kondisi Gunung Agung yang mengeluarkan asap tebal di Kabupaten Karangasem, Bali (28/11). Kepulan asap tebal ini terjadi karena ada dua lubang asap vulkanis. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) mengakui bencana alam letusan Gunung Agung, Bali membawa dampak signifikan, khususnya bagi industri penerbangan maupun pariwisata di Bali. Namun peristiwa ini tak akan membuat wisatawan panik lantaran sudah paham dengan kondisi geografis Indonesia.

Ketua Bidang Penerbangan Berjadwal INACA, Bayu Sutanto mengaku, maskapai terpaksa harus membatalkan sejumlah penerbangan menyusul letusan Gunung Agung. Keputusan ini mempertimbangkan keselamatan dan keamanan penumpang.

"Dampak letusan Gunung Agung, awan panas yang mengandung batu dan pasir sangat membahayakan penerbangan karena itu berada pada jalur lintas pesawat, jadi untuk penerbangan dari dan menuju Denpasar dibatalkan," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Kondisi membahayakan bagi penerbangan itu, Bayu mengakui, diputuskan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG), Kementerian Perhubungan, serta otoritas bandara. Dampak dari letusan Gunung Agung ini juga terus dipantau oleh lembaga internasional, Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC).

"Jadi dari pada membahayakan penumpang, lebih baik penerbangan dibatalkan," ujar Bayu.

Dia menuturkan, ratusan penerbangan dari dan menuju Denpasar, Bali dari beberapa maskapai telah dibatalkan. Sementara untuk rute lain yang dekat dengan Bali, seperti Lombok belum terkena dampak pembatalan penerbangan akibat Gunung Agung.

"Kira-kira ratusan penerbangan sudah dibatalkan. Dan jumlah wisatawan domestik maupun asing yang ke Bali mungkin puluhan ribu orang per hari," dia menerangkan.

Bayu tak menampik maskapai merugi karena bencana letusan Gunung Agung. Maskapai, sambungnya, harus mengalami kehilangan pendapatan, dan justru mengembalikan uang penumpang.

"Rugi sudah pasti karena pembatalan penerbangan, refund, reschedule, pendapatan hilang. Tapi itu kompensasi kepada penumpang, ada biaya recovery dari kondisi force major. Daripada jatuh, kerugian makin besar," jelas dia tanpa menyebut nominal kerugian. 

Dia menilai, peristiwa letusan Gunung Agung tidak akan mencoreng dunia penerbangan maupun pariwisata Indonesia, khususnya di Bali. Apalagi membuat turis panik.

"Tidak ya, mereka juga mengerti dan sudah terbiasa kan kita dikeliling banyak gunung berapi, termasuk Gunung Agung. Namanya bencana alam, datangnya dari Tuhan, jadi kita hanya bisa menunggu sampai berhenti," tandas Bayu.

Tonton Video Pilihan Ini:

94 Penerbangan dari Bandara Soetta Menuju Bali Dibatalkan

Sebanyak 94 penerbangan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang dibatalkan imbas meletusnya Gunung Agung, Bali. Pembatalan penerbangan diberlakukan hingga Rabu, 29 November 2017.

Hal tersebut diungkapkan Branch Communication Manager Bandara Soekarno Hatta, Dewandono Prasetyo Nugroho, Selasa (28/11/2017).

"Tadi pagi Kemenhub melalui Dirjen Perhubungan Udara telah mengeluarkan Notam," ujar dia di Tangerang.

Dia menyebutkan jika Notam menetapkan perpanjangan penutupan Bandara Ngurah Rai berlaku sampai 29 November 2017. Penutupan bandara ini yang menyebabkan 94 penerbangan dari Soekarno Hatta menuju Bali ditiadakan hari ini. "Iya, ada 94 penerbangan tidak beroperasi hari ini," kata Prasetyo.

Adapun 94 penerbangan tersebut terdiri dari maskapai Garuda, Batik Air, Lion Air, Citilink, Sriwijaya Air, dan Air Asia. "Sedangkan dari arah sebaliknya total ada 99 penerbangan yang di-cancel," ujarnya.

Perum LPPNPI atau AirNav Indonesia memutuskan untuk memperpanjang penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto dalam laporannya mengatakan, hingga pagi ini dan ke depannya, abu vulkanik bergerak ke arah selatan/barat daya dan menutupi ruang udara di atas Bandara I Gusti Ngurah Rai.

"Dengan kondisi sebagaimana tersebut di atas, rapat koordinasi Kantor Otoritas Bandara bersama stakeholders terkait, yang dilaksanakan pada pukul 01.00 Wita 28 November 2017 memutuskan, memperpanjang penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai dari pukul 07.00 Wita tanggal 28 November 2017 s.d 07.00 Wita tanggal 29 November 2017," tulis Novie, Selasa (28/11/2017).

Dari hasil rapat tersebut, laporan data analisis dan prediksi arah dan kecepatan angin BMKG pukul 18.00-00.00 UTC (02.00-08.00 Wita) menunjukkan bahwa arah angin dari utara hingga timur laut dengan kecepatan 5-10 kts.

Selain itu, laporan AirNav Indonesia Cabang Denpasar menyatakan, sesuai ploting area VA Advisory menunjukkan bahwa jalur pemanduan lalu lintas pesawat udara telah tertutup sebaran VA.

Dengan demikian, ditegaskan Novie, penutupan Bandara Ngurah Rai diperpanjang sampai dengan pukul 07.00 Wita tanggal 29 November 2017 diumumkan melalui NOTAM nomor: A4274/17 NOTAMR A4242/17.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya