Liputan6.com, Jakarta - Apa yang lebih penting dari keluarga? Tentunya jawabannya tak ada. Keluarga adalah hal yang utama dalam kehidupan kita.
Berbicara mengenai keluarga, mengatur keuangan dalam keluarga sendiri sesungguhnya merupakan hal yang paling tidak mudah untuk dilakukan. Namun, itu akan menjadi mudah ketika rasa saling percaya sudah terbangun dan terjaga satu sama lain.
Advertisement
Baca Juga
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatur keuangan dalam keluarga, seperti dilansir dari Laruno.com, Jumat (5/1/2018):
1. Proyeksikan Pendapatan dalam Satu Bulan
Langkah pertama adalah memproyeksikan pendapatan yang akan diperoleh dalam satu bulan ini. Lakukan ini jelang tanggal gajian. Tapi proyeksi ini maksudnya untuk menghitung berapa pendapatan yang datang dari rumah yang dikontrakkan, dividen dari hasil investasi, uang lembur di kantor, duit dari pekerjaan sambilan, laba dari bisnis kecil-kecilan, dan seterusnya.
2. Alokasikan untuk Tabungan dan Investasi
Dari total pendapatan tersebut, silahkan hitung dan sisihkan sebesar kurang lebih 25-30 persen untuk tabungan dan investasi. Silakan diatur perbandingan antara tabungan dan investasi tersebut. Biasanya, tabungan untuk pengeluaran besar yang akan terjadi dalam jangka pendek.
Sedangkan uang yang akan diinvestasikan adalah uang yang kira-kira tidak akan digunakan dalam setahun ke depan. Dari jumlah tersebut, baru dialokasikan ke instrumen-instrumen investasi seperti emas, reksadana, saham, dan sebagainya.
Selanjutnya
3. Proyeksikan untuk Bulan Berikutnya
Mulai dari kewajiban-kewajiban yang sifatnya tetap, seperti KPR, kredit kendaraan, kartu kredit, premi asuransi, dan lain sebagainya. Lalu, langkah ketiga adalah lakukan proyeksi pengeluaran 30 hari berikutnya.
Bila pengaturan keuangan rumah tangga Anda cukup sehat, maka seharusnya pengeluaran untuk kewajiban-kewajiban tidak akan lebih dari 30 persen dari total pendapatan suami-istri. Baru ke pengeluaran rutin rumah tangga.
Pada bulan-bulan tertentu akan muncul pengeluaran, seperti uang sekolah anak, uang kursus anak, uang untuk liburan keluarga, dan beragam pengeluaran lainnya.
4. Sisakan Uang Darurat
Sisa yang tersimpan dari proyeksi pendapatan dan pengeluaran tersebut masuk ke dalam kategori dana cadangan. Dana ini wajib Anda siapkan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan mendesak, seperti apabila terjadi kecelakaan, musibah, dan keperluan sekolah anak. Dana cadangan ini biasanya sebesar 6-12 kali pengeluaran bulanan.
Advertisement
5. Tuliskan Rencana Anda
Â
Langkah paling akhir adalah menyusun hasil dari 4 langkah di atas ke dalam satu rencana sederhana. Rencana ini berbentuk tabel yang memuat tanggal, pemasukan, pengeluaran, dan saldo. Tabel ini mirip dengan buku tabungan.
Intinya adalah berbagai pemasukan dan pengeluaran yang sudah terbayang dalam langkah pertama dan ketiga dituangkan ke dalam tabel. Penyusunannya harus sesuai tanggal. Jadi, tanggal muda menempati bagian tabel paling atas. Sedangkan yang paling dekat dengan pendapatan/gajian di bulan berikutnya disimpan di bagian paling bawah tabel.
Demikian beberapa cara untuk mengatur keuangan dalam keluarga. Selamat mencoba dan semoga bermaanfaat.
Mau baca tips bisnis dan karier dari Tung Desem Waringin? Silakan klik tdwuniversity.com
Baca juga: 5 Hal Sederhana Ini Memberikan Efek Besar Pada Kesuksesan Bisnis Anda di sini
Â