Investor Cermati Risalah Pertemuan The Fed, Harga Emas Melonjak

Pelaku pasar mulai mencerna hasil risalah dari pertemuan Bank Sentral AS yang dilakukan pada pertengahan Desember lalu.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Jan 2018, 06:45 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2018, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat ke level tertinggi dalam tiga bulan lebih pada perdagangan Kamis. Pendorong kenaikan harga emas ini karena investor mulai mencerna risalah pertemuan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed). Sedangkan untuk paladium menyentuh level tertinggi sepanjang masa karena persediaan terus mengetat.

Mengutip Reuters, Jumat (5/1/2018), harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi US$ 1.319,27 per ounce pada pukul 1.45 sore waktu London. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari naik US$ 3,10 atau 0,24 persen menjadi US$ 1.321,6 per ounce.

Untuk harga paladium naik 1,2 persen menjadi US$ 1.095,24 per ounce setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi pada US$ 1.105,70 per ounce.

Dolar AS mencapai level terendah dalam empat bulan terhadap euro di tengah optimisme mengenai prospek ekonomi di kawasan Eropa. Harga emas emang cenderung melawan pergerakan dolar AS. Dengan pelemahan dolar AS ini mendorong kenaikan harga emas.

Selain itu, pelaku pasar mulai mencerna hasil risalah dari pertemuan Bank Sentral AS yang dilakukan pada pertengahan Desember lalu. Risalah tersebut memberikan petunjuk mengenai kapan Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga kembali di 2018.

"Saat ini pelaku pasar agak ragu Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga acuan seperti yang mereka ungkapkan di awal," jelas analis TD Securities di Toronto, Daniel Ghali.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya