Liputan6.com, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero)/PT DI secara konsolidasi memasang target yang cukup optimistis untuk laba pada 2018. Perseroan menargetkan laba US$ 12 juta pada 2018 dari proyeksi laba 2017 sebesar US$ 3 juta.
Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro menyatakan pencapaian laba ini akan ditopang dari target penjualan sebesar US$ 494 juta pada 2018.
"Saya sampaikan kepada seluruh karyawan PT Di dalam menyongsong tahun 2018 ini terutama mengenai perubahan mindset, dari pembuat pesawat terbang menjadi pebisnis pesawat terbang," kata Elfien seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (6/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Elfien menambahkan ada berbagai strategi yang harus dilakukan pada 2018. Pertama, melakukan penetrasi untuk meningkatkan market share perusahaan.
Kedua, memperkuat hubungan dengan pelanggan. Ketiga, meningkatkan produk berbasis kualitas, kesiapan suply chain, cost control dan jaminan customer support. Keempat, implementasi perjanjian kerja sama bidang service (CISA, ICA). Kelima menumbuhkan budaya perusahaan untuk menciptakan perilaku berbasis penambahan nilai dan daya saing.
Sedangkan keenam, PT Dirgandara Indonesia/PT DI berupaya menyelesaikan sertifikasi dan kemudian melakukan komersialisasi pesawat N219.
"Tahun ini adalah masa yang sulit di mana tantangan disruption dan digitalisasi sudah tidak terelakkan, sehingga cara-cara konvensional tidak bisa diandalkan lagi untuk bersaing. Perlu dilakukan perubahan di peruashaan agar mempunyai daya saing untuk menghadapi tahun 2018," tambah Elfien. (Yas)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
PT DI Incar Sejumlah Kawasan buat Pasar N219 Nurtanio
Sebelumnya, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mengincar sejumlah kawasan di berbagai belahan dunia sebagai pasar bagi pesawat N219 Nurtanio. Pengembangan pesawat ini menjadi lompatan besar bagi kemajuan industri penerbangan Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro dalam acara Indonesianisme Summit 2017 yang digelar Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IAITB).
Elfien menjelaskan, N219 Nurtanio merupakan merek pesawat baru yang 100 persen dikembangkan PTDI bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sejak 2014.
"Penguasaan teknologi, industri, dan manufaktur dalam industri kedirgantaraan Indonesia merupakan salah satu sektor penting yang telah lama diandalkan oleh bangsa Indonesia," ujar dia di Jakarta, Senin 11 Desember 2017.
Menurut dia, N219 didesain untuk kategori pesawat komuter CASR 23 berkapasitas 19 penumpang. Oleh sebab itu, N219 cocok dioperasikan di daerah terpencil untuk membuka aksesibilitas dan meningkatkan konektivitas antara kota menengah sampai kecil serta kota-kota kecil ke kota-kota kecil.
Setelah berhasil melakukan penerbangan pertama pada Agustus 2017, lanjut Elfien, N219 direncanakan untuk mendapatkan Sertifikat Jenis dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada September 2018. "Dan akan mengirimkan pesawat pertama ke pelanggan peluncuran pada Juni 2019," kata dia.
Pada periode 2017-2027, PTDI memperkirakan potensi pasar di seluruh dunia ‎untuk pesawat jenis ini mencapai 4.925 unit . Dari potensi tersebut, N219 diharapkan bisa berkontribusi sebanyak 488 unit, atau sekitar 10 persen dari potensi pasar yang ada.
Untuk pasar Indonesia, dari kebutuhan sebanyak 110 unit pesawat sejenis N219, PTDI menargetkan bisa meraih pangsa pasar sebanyak 60 persen. Kemudian untuk kawasan Asia Tenggara dari kebutuhan sebanyak 109 unit, N219 ditargetkan bisa mengisi 40 persennya.
Untuk pasar Afrika, dari total kebutuhan pesawat 606 unit pada periode 2017-2027, N219 ditargetkan bisa maraup pangsa pasar sebesar 20 persen. Untuk kawasan Timur Tengah, N219 diharapkan bisa berkontribusi sebesar 10 persen dari 60 unit kebutuhan pesawat dan 10 persen untuk pasar Amerik Latin dengan kebutuhan 912 unit.
Advertisement