RI Incar Pasar Meksiko untuk Jual Pesawat N219

Kementerian Perhubungan menyatakan ada peluang kerja sama untuk jual pesawat N219 ke Meksiko dan negara tetangganya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Nov 2017, 06:24 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2017, 06:24 WIB
Pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia melakukan system navigation functional check. (Dok. PTDI)
Pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia melakukan system navigation functional check. (Dok. PTDI)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan melihat potensi Meksiko dan negara sekitarnya sebagai pasar penerbangan terutama penjualan pesawat N219.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menuturkan, ada potensi bagus bagi Indonesia untuk menjadikan Meksiko dan negara-negara sekitarnya sebagai pasar penerbangan. Salah satu potensi yaitu penjualan pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia kepada Promotora Aerospacial El Paso (PAEP) Meksiko.

PAEP yang merupakan perusahaan Meksiko bekerjasama dengan Pemerintah Negara Bagian Chihuahua untuk mengembangkan regional airline untuk menghubungkan kota-kota di seantero Meksiko dan Amerika Serikat.

"Ada peluang kerja sama untuk menjual pesawat N219 produksi PTDI ke Meksiko dan negara tetangganya seperti Guatemala, El Salvador. Untuk itulah diperlukan kerja sama terkait kelaikudaraan (airworthines) sehingga mempermudah proses penjualan pesawat tersebut," kata Agus dalam keterangan tertulis, Minggu (12/11/2017).

Agus menuturkan, pesawat N219 yang pesawat ujinya resmi diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat 10 November 2017, merupakan produk penerbangan unggulan Indonesia yang sedang dipasarkan ke manca negara.

Untuk itu jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan melakukan berbagai upaya guna mendorong suksesnya pengembangan bisnis pesawat ini.

Agus juga menambahkan, N-219 dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan penerbangan yang bisa melayani rute pendek dengan 19 penumpang. Pesawat jenis ini sangat pas untuk menghubungkan banyak daerah terpencil di gunung maupun pada kondisi ekstrem lainnya.

"Dengan kinerja awal, N219 mampu mendarat di landasan pacu pendek dengan fasilitas bandara minimum. Dengan demikian, kami berharap pesawat ini bisa menjawab kebutuhan pesawat kecil untuk negara kita dan juga negara sahabat kita," tambah Agus.

Saat ini antara PTDI yang diwakili anak perusahaan IPTN North America dengan PAEP sedang dalam penandatanganan perjanjian dan pembuatan framework lanjutan. Dengan penandatanganan FOA tersebut diharapkan dapat mendorong penjualan 30 pesawat N219 di Meksiko dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.

Selain itu, IPTN North America juga telah mencapai kesepakatan sekaligus menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Light Blue. S.A. (Aero Resource Energy) Guatemala pada 8 Mei 2017.

Seperti diketahui, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menghadiri Forum Konsultasi Bilateral ke-6 Indonesia-Mexico yang diselenggarakan di Meksiko pada 10-12 November 2017. Dalam pertemuan itu, ada beberapa kerja sama yang dilakukan antara Indonesia dengan Meksiko di industri penerbangan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Ini Uji Terbang yang Dilalui Pesawat N219

Sebelumnya Pesawat N219 karya anak bangsa hasil kerja sama PTDI dan LAPAN rencananya akan diberikan nama oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini, bertepatan dengan Hari Pahlawan.

"Hari Jumat jam 09.00 pagi. Pemberian nama oleh Presiden RI dilakukan di Halim,” kata Arie Wibowo, Direktur Produksi PTDI.

Sejauh ini, N219 telah melakukan uji terbang ketujuh dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, menuju Lanud Halim Perdanakusuma, DKI Jakarta.

Captain Esther Gayatri Saleh, Chief Test Pilot PTDI sebagai Pilot In Command (PIC), Captain Adi Budi Atmoko sebagai First Officer (FO) beserta Ir Yustinus Kus Wardana, dan Adriwiyanto Onward Kaunang sebagai Flight Test Engineer (FTE) sukses menerbangkan pesawat N219 menuju Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

PTDI telah sukses melakukan uji terbang perdana pesawat N219 pada 16 Agustus 2017, kemudian pesawat N219 kembali melakukan uji terbang pada 23 Agustus 2017, 15 September 2017, 16 September 2017, uji terbang kedua sampai dengan uji terbang keempat.

Pesawat N219 sudah melakukan handling quality characterictic test untuk mengetahui karakteristik pesawat dan engine performance test untuk tahu karakteristik dan performa dari mesin pesawat N219.

Usai menjalani serangkaian perbaikan untuk meningkatkan performa, pesawat N219 kembali melakukan uji terbang ke-5 pada 5 November 2017 dengan melakukan flight control system check untuk mengetahui respons setiap komponen pesawat terhadap setiap data yang dimasukkan dalam sistem.

Uji terbang ke-6 pada 6 November 2017 pesawat N219 melakukan system navigation functional check untuk mengetahui sistem avionik, sistem komunikasi, peralatan navigasi serta seluruh instrumen yang ada di pesawat berfungsi dengan baik.

Pesawat N219 rencananya akan berada di Lanud Halim Perdanakusuma hingga 11 November 2017 atau sehari setelah diberikan nama oleh Presiden Joko Widodo.

“Pesawat rencananya akan diterbangkan kembali ke Bandung hari Sabtu pagi 11 November karena jika terbang lebih dari jam 09.30, cuaca akan sangat cepat sekali berubah,” kata Palmana Banandhi, Chief Engineering N219.

Paralel dengan uji terbang purwarupa pesawat pertama N219, PTDI sedang membangun tiga purwarupa pesawat N219 di Hanggar N219 PTDI, Bandung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya