Ingin Memulai Bisnis di Tahun Baru? Ingat 5 Hal Ini

Ingatlah beberapa hal ini saat membangun bisnis, apa saja?

oleh Irma Garnesia diperbarui 09 Jan 2018, 06:15 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2018, 06:15 WIB
Ilustrasi Grafik Perkembangan, Penjualan, dan atau Pencapaian Perusahaan dan Bisnis
Ilustrasi Grafik Perkembangan, Penjualan, dan atau Pencapaian Perusahaan dan Bisnis. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Tahun baru merupakan awal yang baik untuk memulai bisnis. Namun bagaimana dan harus memulai dari mana jika ingin berkecimpung di dunia usaha?

Mengutip laman Inc.com, Selasa (9/1/2018), ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada 90 hari pertama bisnis berjalan. Jangka waktu ini merupakan periode yang krusial.

Ingatlah beberapa hal ini saat membangun bisnis, apa saja?

1. Kenali Pelanggan 

Tujuan utama dari menjual produk adalah mendapatkan pelanggan. Demikian pula untuk mendapat opini positif mereka. Sebab itu pastikan jika produk yang dibuat memang dibutuhkan dan memberi solusi bagi kebutuhan pelanggan.

Untuk mengetahui produk yang dibutuhkan konsumen, selayaknya pengusaha harus mengenal target pasarnya. Mengetahui kebutuhan konsumen membuat pengusaha bisa menyesuaikan bisnis dengan kebutuhan konsumen.

2. Karakteristik Produk Jadi Hal Utama

Arianna Huffington, pemilik Huffington Post dan CEO Thrive Global mengatakan: Bagi HuffPost dan Thrive Global, pertanyaannya adalah apa solusi yang ingin diberikan serta karakteristik yang belum tersedia di pasar.

Bagi HuffPost jawabannya adalah sebuah website yang menyediakan pandangan mengenai berita sehari-hari, budaya, entertainmen, dan segala aspek kehidupan.

Beda Huffpost dengan situs online lain adalah mereka menyediakan tempat untuk mengekspresikan pandangan seseorang.

Tak heran, ketika peluncuran, Arianna meminta orang-orang yang ia kenal untuk menulis di HuffPost. Di minggu pertama, mereka punya Larry David, Ellen DeGeneres, Walter Cronkite, dan John Cusack.

“Orang-orang tersebut bisa menulis di media yang lebih serius. Namun di Huffpost, kami tidak menyajikan sajian yang berat. Kami ingin pandangan yang lugas dan berbeda,” ujar Arianna.

3. Berkonsultasi dengan Ahli atau Mentor

Seperti yang dikatakan Nathaniel Ru, co-CEO dari Sweetgreen. "Di awal memulai bisnis, pengusaha butuh bimbingan dan saran dari pengusaha yang lebih senior. Mereka akan memberi saran, tips untuk mempertahankan usaha, dan membuat pengusaha berpikir mengenai masa depan bisnisnya dalam dua tahun ke depan.”

Tonton Video Pilihan Ini:

 

Hal Lain

4. Selalu Cari Kesempatan

Richard Branson, pemilik Virgin Group pernah mengatakan, “Ketika mulai, saya tidak tahu apa-apa mengenai bisnis. Saya bersemangat memulai sebuah majalah yang menjual album rekaman. Saya tidak membuat rencana bisnis karena hal tersebut membosankan. Saya hanya berharap dengan banyaknya yang melakukan pemesanan album dari majalah kami, kami bisa membuka toko musik nantinya.”

Pada 1971, penjualan musik di Inggris didominasi WHSmith dan John Menzies. Namun konsep perusahaan ini masih konvensional.

Sementara Virgin Records ingin menawarkan sesuatu yang lain, yakni menjadi tempat dimana konsumen bertemu dan mendengarkan sampel musiknya.

Virgin Records ingin mengenal konsumen dan menyediakan toko musik yang terjangkau. Maka melalui promosi dari mulut ke mulut, orang-orang mulai berdatangan ke toko musik tersebut. Virgin Records kemudian menjadi terkenal tidak hanya sebagai toko musik, tapi juga tempat berkumpul banyak orang.

Pada tahun 1973, Virgin Records memperluas usahanya dan membuka studio rekaman. Perusahaan kemudian membeli properti serta mendesain studio yang bagus. Hal tersebut didasari banyaknya musisi dan karya yang tidak dihargai. Oleh karena itu, lahirlah label Virgin Records pada 1973.

5. Kreatif saat Meluncurkan Produk

Payal Kadakia, co-founder ClassPass mengatakan, “Satu hal krusial adalah bagaimana sebuah produk bisa sampai ke konsumen. Dalam usaha olah tubuh dan kebugaran, kebanyakan tempat fitness menjadikan atlet sebagai target pasar. Hal tersebut mengindikasikan fitness berorientasi pada hasil ketimbang kesehatan. Sementara ClassPass menawarkan pengetahuan dan pendidikan mengenai kesehatan.”

Di awal, kata Kadakia, pihaknya memberikan voucher diskon sebesar US$ 100 kepada orang-orang agar mereka menjadi anggota ClassPass selama enam bulan. Kampanye ini dimulai pada akhir 2013, dan orang-orang bersemangat dengan voucher diskon tersebut. Namun saat itu, mereka belum mengenal ClassPass.

Setelah enam bulan, Classpass kembali membagikan 500 voucher diskon. Orang-orang mulai berdatangan dan menjadi ambassador mereka. Kali ini konsumen mulai mengenal ClassPass.

Meskipun dimulai sebagai pendatang baru yang tidak berpengaruh, orang-orang mulai mengenal dan jatuh cinta pada ClassPass.Ingin Memulai Bisnis, Pastikan Melakukan 5 Hal Ini.txtOpen with Google DocsDisplaying Ingin Memulai Bisnis, Pastikan Melakukan 5 Hal Ini.txt.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya