LRT Jabodebek Beroperasi Oktober 2019

Pada April 2019 LRT Jabodebek sudah bisa diuji coba, sehingga pada Oktober tahun depan sudah bisa beroperasi.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Jan 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2018, 16:00 WIB
Libur Tahun Baru, Proyek LRT Libur Pengerjaan
Suasana proyek LRT dikawasan Kuningan, Jakarta, Senin (1/1). Sejumlah proyek infrastruktur lain di Ibukota, seperti proyek Light Rail Transit tampak sepi aktifitas pengerjaan dikarenakan Libur Tahun Baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan proses produksi kereta Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) yang dikerjakan PT INKA bisa rampung pada April 2019. Dengan demikian, pada Oktober 2019 transportasi massal tersebut bisa beroperasi.

Hal tersebut menyusul ditandatanganinya kontrak pengadaan LRT Jabodebek yang didapatkan PT INKA dengan nilai Rp 3,9 triliun.

‎‎"Ini targetnya cepat. Dalam 15 bulan kita harapkan PT INKA mampu menyelesaikan kepercayaan nasional ini," ujar dia di Madiun, Jawa Timur, Kamis (18/1/2018).

Dengan adanya kepastian dana tersebut, PT INKA diharapkan bisa mempercepat produksi LRT.

"Tapi kalau untuk LRT itu sudah selesai dengan penandatanganan kontrak. Jadi tidak ada lagi hambatan untuk membuat LRT untuk industri di dalam negeri," lanjut dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Menurut dia, pada April 2019 nanti LRT Jabodebek tersebut sudah bisa diuji coba, sehingga pada Oktober tahun depan sudah bisa beroperasi.

"Kita maunya April 2019 itu sudah mulai testing LRT-nya di jakarta. Nanti operasionalnya Oktober 2019," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

INKA Dapat Kontrak Rp 3,9 Triliun

Penandatanganan sinergi BUMN pengadaan sarana LRT Jabodebek. (Liputan6.com/Septian Deny)
Penandatanganan sinergi BUMN pengadaan sarana LRT Jabodebek. (Liputan6.com/Septian Deny)

Untuk diketahui, PT INKA meraih kontrak pengadaan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp 3,9 triliun. Kontrak tersebut untuk pembuatan 31 rangkaian kereta (train set) LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, awalnya nilai kontrak untuk pengadaan LRT ini senilai Rp 4,1 triliun. Namun dirinya meminta agar nilai pengadaan tersebut lebih ditekan sehingga muncul angka Rp 3,9 triliun.

"Kita menghitung supaya ini efisiensi. Saya langsung minta BPKP mengawal sejak awal supaya pengeluarannya terpantau," ujar dia di Madiun, Jawa Timur, Kamis (18/1/2018).

 

Sinergi BUMN

kereta ringan LRT atau Light Rail Transit
Aktivitas proyek pembangunan kereta ringan LRT (Light Rail Transit) Jabodetabek di Tol Jagorawi, Jakarta, Selasa (28/11). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara itu, Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro mengatakan,‎ pembangunan LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis pemerintah dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan transportasi kepada masyarakat.

Sebab itu, pihaknya meminta dukungan bukan hanya dari pemerintah tetapi juga dari BUMN lain. "Ada sinergi BUMN untuk support INKA, ada dari Inalum, ‎Krakatau Steel," kata dia.

PT INKA (Persero) merupakan satu-satunya industri manufaktur sarana perkeretaapian yang ada di Indonesia dan Asia Tenggara.  Proyek LRT Jabodebek merupakan kali kedua.

Sebelumnya PT INKA (Persero) juga dipercaya untuk menjadi penyedia sarana LRT di Palembang, Sumatera Selatan sebagai moda transportasi pendukung Asian Games 2018.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya