Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk bersama JD.ID, perusahaan beli online (e-commerce) melaksanakan penandatanganan kerja sama untuk pengembangan bisnis melalui peluncuran channel layanan terbaru, yaitu GarudaShop. Langkah ini dilakukan untuk mengejar pendapatan di luar penjualan tiket (ancillary revenue) yang ditargetkan sebesar Rp 54 juta atau sekitar Rp 734,4 miliar (kurs Rp 13.600 per dolar AS) pada 2018.
Platform toko online GarudaShop itu nantinya akan tersedia di website JD.ID. Garuda Indonesia hendak memperkenalkan berbagai merchandise dan produk maskapai tersebut kepada para penumpangnya.
Advertisement
Baca Juga
Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia, Pahala N. Mansyuri mengatakan, kerja sama tersebut merupakan salah satu upaya perusahaan untuk mengembangkan bisnis 'non-core penerbangan' melalui peningkatan pendapatan di luar penjualan tiket yang terus tumbuh dan potensial untuk dikembangkan.
"Selain itu, pemegang kartu kredit Garuda Indonesia BNI, dan Garuda Indonesia Citi Card juga akan diberikan program khusus untuk bertransaksi di GarudaShop," tutur dia saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (13/2/2018).
"Kita menargetkan pendapatan dari ancillary revenue tahun ini sebesar US$ 54 juta," tambahnya.
Kehadiran GarudaShop ini diharapkan dapat menyumbang pendapatan sebesar US$ 1 juta di tahun pertama beroperasi. Pada tahun berikutnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menargetkan peningkatan pendapatan dari toko online tersebut hingga 100 persen.
Pada pertengahan 2017, JD.ID juga telah bekerja sama dengan Citilink. Kolaborasi tersebut membuat penumpang Citilink bisa melakukan transaksi online dalam penerbangan.
"Sesuai visi kita ke depan untuk menjadi IT-Based Airline, serta mengoptimalkan seluruh channel distribusi yang fokus pada digitalisasi, sehingga memberikan nilai tambah digital experience bagi seluruh penumpang Garuda Indonesia," pungkas Pahala.
Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:
BUMN Minta Pegawai Tak Khawatir Kinerja Garuda Indonesia
Kementerian BUMN meminta kepada seluruh karyawan PT Garuda Indonesia(Persero) Tbk untuk tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi perusahaannya. Saat ini, Garuda Indonesia sudah on the track dalam memperbaiki kinerjanya.
Deputi Kementerian BUMN Gatot Tri Hargo mengatakan, memang saat ini PT Garuda Indonesia Tbk dihadapkan oleh masalah keuangan. Alhasil, berbagai efisiensi perlu dilakukan demi kembali mencatatkan untung pada 2018.
"Setelah dipegang Pak Pahala kinerja Garuda Indonesia membaik, di luar program Tax Amnesty 2017 yang harus diambil akibat treatment sewa pesawat sejak 2012 berdampak di pajak, ini sudah diketahui akan membuat minus besar di 2017," kata Gatot kepada Liputan6.com pada 24 Januari 2018.
Belum lagi, PT Garuda Indonesia Tbk juga harus membayar denda akibat persaingan usaha kargo di Australia pada 2012 yang harus dibayar pada 2017 sebesar US$ 8 juta. Dua faktor ini yang menjadi titik besar persoalan Garuda Indonesia.
Untuk itu, Gatot berharap, seluruh manajemen Garuda Indonesia untuk terus mendukung transformasi dan efisiensi yang menjadi kebijakan manajemen. Karena hal itu semata-mata untuk mengembalikan kejayaan Garuda Indonesia.
"Kami sedang mentransformasi untuk menjadi lebih baik Garuda dan Citilink agar bisa terbang lebih tinggi ke depan," tambah dia.
Advertisement