Hasil Pertemuan Pemimpin Korea Tahan Kilau Emas

Harga emas berjangka AS untuk peniriman Juni ditutup naik USD 5,50 atau 0,42 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Apr 2018, 07:31 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2018, 07:31 WIB
20161024-Menengok Proses Pembuatan Emas Batangan di Rusia-Rusia
Pekerja menggunakan mesin untuk memberikan nomor seri pada emas batangan di pabrik logam mulia Krastsvetmet, Rusia, 24 Oktober 2016. Krastsvetmet merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dalam industri logam mulia (Reuters/Ilya Naymushin)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Jumat setelah imbal hasil surat utang pemerintah AS turun. Namun adanya prospek kesepakatan nuklir Korea membuat kenaikan harga emas tertahan.

Mengutip Reuters, Sabtu (28/4/2018), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen ke level USD 1.321,81 per ounce pada pukul 1.37 siang waktu New York.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS untuk peniriman Juni ditutup naik USD 5,50 atau 0,42 persen ke level USD 1.323,40 per ounce.

"Kombinasi pelemahan dolar AS dan juga penurunan imbal hasil surat utang pemerintah AS menjadi di bawah 3 persen memberi dorongan kepada harga emas," jelas analis Dillon Gage Metals, Walter Pehowich.

Imbal hasil sudat utang AS berjangka waktu 10 tahun yang menjadi patokan suku bunga global turun dari posisi 3 persen yang telah dibukukan sejak Rabu lalu.

Kenaikan imbal hasil obligasi AS biasanya menekan harga emas dan mengurangi daya tarik logam mulia ini. Dengan penurunan ini maka daya tarik emas mulai kembali lagi.

Sedangkan kesepakatan antara pimpinan Korea untuk mengakhiri perang Korea menahan kenaikan harga emas ke level yang lebih tinggi.

"Kondisi geopolitik mereda sehingga kenaikan harga emas kurang kuat," jelas analis komoditas Commerzbank di Frankfurt, Carsten Fritsch.

Perang Korea Berakhir

Moon Jae-in dan Kim Jong-un Sepakati Denuklirisasi Penuh
Moon Jae-in dan Kim Jong-un Sepakati Denuklirisasi Penuh (KOREA SUMMIT PRESS POOL / AFP)

Korea Utara dan Korea Selatan secara bersamaan mengumumkan berakhirnya Perang Korea, yang membuat kedua negara bermusuhan selama 65 tahun terakhir.

Hal itu disampaikan langsung oleh kedua pemimpin Korea dalam agenda KTT Korea Utara-Korea Selatan yang diselenggarakan di The Peace House, hari ini. 

Deklarasi tersebut secara resmi disebut "Deklarasi Panmunjom untuk Perdamaian, Kemakmuran, dan Penyatuan di Semenanjung Korea", setelah seharian rapat penuh dan percakapan pribadi selama 30 menit, pada satu jam terakhir pertemuan antara Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in.

"Kedua pemimpin dengan sungguh-sungguh menyatakan... bahwa tidak akan ada lagi perang di Semenanjung Korea dan era baru perdamaian telah dimulai," tulis deklarasi KTT Korea Utara-Korea Selatan itu, seperti dikutip dari CNN pada Jumat 27 April 2018.

Perang Korea berakhir pada 1953 dengan hasil buntu, yang mengakibatkan Semenanjung Korea terbagi menjadi dua kubu, Utara dan Selatan.

Meski perjanjian gencatan telah ditandatangani kedua negara, hasil kesepakatan damai tidak pernah benar-benar dipatuhi. Secara teknis, saudara serumpun itu masih berperang.

"Tidak akan ada perang lagi di Semenanjung Korea, era baru perdamaian telah dimulai," kata Moon setelah menandatangani deklarasi.

"Chairman Kim Jong-un dan saya setuju bahwa denuklirisasi lengkap akan tercapai, dan itu adalah tujuan bersama kami," lanjutnya di akhir hari pembuka KTT Korea Utara-Korea Selatan. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya