BPS: Harga Beras Turun Bikin Inflasi April 2018 Rendah

BPS menyebutkan kelompok bahan makanan menyumbang deflasi 0,05 persen sehingga inflasi turun pada April 2018.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Mei 2018, 14:13 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2018, 14:13 WIB
Kementerian Perdagangan Akan Revitalisasi 1.200 Pasar Tradisional Tahun Ini
Pedagang menata beras dagangannya di PD Pasar Jaya Gondangdia, Jakarta, Jumat (19/1). Kementerian Perdagangan akan merevitalisasi 1.200 pasar tradisional pada 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tingkat inflasi April 2018 sebesar 0,1 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,2 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan, ada sejumlah komponen yang menyebabkan penurunan inflasi pada April jika dibandingkan Maret 2018. Salah satunya kelompok bahan makanan seperti beras yang menyumbang deflasi sebesar 0,05 persen

Dia menjelaskan, pada April 2018, kelompok ini mengalami deflasi sebesar 0,26 persen. Dari 11 jenis komoditas pada kelompok ini, 6 komoditas mengalami deflasi, yaitu beras sebesar 0,08 persen, ikan segar dan cabai merah masing-masing 0,03 persen. Selain itu, bayam, kangkung, melon dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sedangkan 5 komoditas bahan makanan yang mengalami inflasi antara lain bawang merah sebesar 0,07 persen, daging ayam ras 0,03 persen serta telur ayam ras, tomat sayur, jeruk dan pisang masing-masing 0,01 persen.

"Harga beras untuk seluruh kualitas pada April mengalami penurunan dari bulan Maret," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Sedangkan kelompok yang berkontribusi terhadap inflasi April 2018 yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,24 persen. Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,16 persen, serta kelompok sandang sebesar 0,29 persen.

"Sandang yang memberikan andil 0,02 persen terhadap inflasi. Sandang itu 0,29 persen di mana didominasi oleh emas perhiasan dengan andil 0,01 persen," ungkap dia.

Selain itu, kelompok kesehatan sebesar 0,22 persen. Diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,04 persen. Terakhir kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen.

"Kelompok ini (transportasi, komunikasi dan jasa keuangan), pada April 2018 memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah bensin sebesar 0,03 persen," ujar dia.

 

BPS: Inflasi April 2018 Sebesar 0,1 Persen

Inflasi Bulan Maret 2018 Sebesar 0,20 Persen
Pedagang melayani seorang pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4). Badan Pusat Statistik juga mencatat inflasi tahun ke tahun (year on year) mencapai 3,4 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat inflasi pada April 2018 sebesar 0,1 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Maret 2018 yang sebesar 0,2 persen namun lebih tinggi dibandingkan April 2017 yang sebesar 0,09 persen.

Untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,09 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,41 persen."Jika dibandingkan periode yang sama, pada April 2017 memang April ini sedikit lebih tinggi dibanding 2017 yang 0,09 persen. Sedangkan dibandingkan April 2016, mengalami deflasi sebesar -0,45 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Kantor BPS, Jakarta, Rabu 2 April 2018.

Menurut dia, inflasi pada April ini dipengaruhi oleh panen raya pada sejumlah bahan kebutuhan pokok masyarakat, khususnya beras."Secara umum perkembangan harga konsumen pada April dipengaruhi oleh panen raya yang sebetulnya mulai bulan lalu sudah terlihat," kata dia.

Yunita menjelaskan, dari 82 kota IHK, sebanyak 54 kota mengalami inflasi. Sedangkan 28 kota mengalami deflasi."Inflasi tertinggi berada di Merauke sebesar 1,32 persen, inflasi terendah yaitu Padang dan Kudus sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi yaitu Tual -2,26 persen, dan deflasi terendah berada di Medan, Bandar Lampung dan Tegal sebesar -0,01 persen,"

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya