Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak terus menanjak pada perdagangan Rabu melawan dampak penguatan dolar AS. Kenaikan harga minyak didorong laporan stok minyak mentah dan bensin AS yang turun dari perkiraan.
Dilansir dari Reuters, Kamis (17/5/2018), harga minyak Brent berjangka naik 85 sen ke posisi USD 79,28 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 18 sen menjadi USD 71,49 per barel.
Advertisement
Baca Juga
"Ada kekhawatiran tentang pasokan akibat perjanjian nuklir Iran, Venezuela, serta pemangkasan minyak mentah," kata Manajer Riset Pasar Gene McGillian.
Persediaan minyak mentah USOILC = ECI turun 1,4 juta barel dalam seminggu, hingga 11 Mei ini. Sementara ekspektasi analis hanya merosot 763 ribu barel.
Sedangkan stok bensin AS anjlok 2,79 juta barel, berdasarkan laporan mingguan Energy Information Administration (EIA) AS. Analis memproyeksikan penurunan 1,42 juta barel.
EIA mengatakan, ekspor minyak mentah mencapai rekor baru dalam sepekan. Laporan itu menunjukkan permintaan yang sehat terhadap minyak mentah AS, menurut Analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Di Venezuela, produksi minyak mentah jatuh ke 1,5 juta barel pada bulan lalu. Level terendah dalam beberapa dekade karena krisis ekonomi.
Sementara dolar AS menguat hampir lima bulan terhadap beberapa mata uang utama lain.
Â
Permintaan Diprediksi Moderat
Badan Energi Internasional (The International Energy Agency/IEA) mengingatkan permintaan minyak mentah global akan bergerak moderat tahun ini karena harga sudah mendekat USD 80 per barel. Banyak negara utama pengimpor tidak lagi memberi subsidi bahan bakar kepada masyarakatnya.
Dari laporan bulanan IEA yang berbasis di Paris, memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan global terhadap minyak mentah menjadi 1,4 juta barel per hari pada 2018. Turun dari 1,5 juta barel per hari.
Advertisement