BI: Inflasi Mei 2018 Lebih Rendah dalam Empat Tahun Terakhir

Bank Indonesia (BI) menyatakan inflasi Mei 2018 masih tetap terkendali didukung harga pangan yang terkendali.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Jun 2018, 22:06 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2018, 22:06 WIB
Bank Indonesia
Bank Indonesia (ROMEO GACAD / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan inflasi Mei 2018 masih tetap terkendali atau berada dalam kisaran sasaran 3,5 plus minus satu persen.

Inflasi Mei 2018 mencapai 0,21 persen, meningkat dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,10 persen seiring datangnya bulan Ramadan. Meski meningkat, inflasi Mei 2018 secara historis lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi bulan Ramadan selama empat tahun terakhir sebesar 0,63 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komuniksi BI, Agusman menyatakan, secara bulanan, inflasi meningkat pada Mei 2018 didorong kenaikan seluruh komponen inflasi sesuai pola musimannya. Dengan perkembangan itu, hingga Mei 2018, inflasi mencapai 1,3 persen atau secara tahunan mencapai 3,23 persen lebih rendah dari inflasi bulan lalu sebesar 3,41 persen.

Selain itu, inflasi inti tercatat 0,21 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,19 persen. Namun lebih rendah dari rata-rata inflasi inti bulan Ramadan empat tahun terakhir sebesar 0,32 persen.

Agusman menambahkan, komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti antara lain kelompok makanan jadi dan minuman serta sandang sejalan dengan bulan Ramadan.

 

Selanjutnya

Inflasi Bulan Maret 2018 Sebesar 0,20 Persen
Pedagang melayani seorang pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4). Badan Pusat Statistik juga mencatat inflasi tahun ke tahun (year on year) mencapai 3,4 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,75 persen, lebih tinggi dari inflasi bulan lalu sebesar 2,69 persen. Terkendalinya inflasi inti hingga Mei 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan yang ditempuh BI dalam mengarahkan harapan inflasi termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar agar sesuai fundamentalnya.

Kelompok volatile food kembali mengalami inflasi sebesar 0,19 persen (mtm) setelah mencatat deflasi 0,29 persen (mtm) pada bulan sebelumnya. Inflasi tersebut sejalan dimulainya bulan Ramadan pada  minggu ke-2 Mei 2018, meskipun  lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi volatile food pada bulan Ramadan dalam empat tahun terakhir sebesar 1,59 persen (mtm).

Inflasi volatile food terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras dan telur. Sementara komoditas cabai merah, bawang putih, beras dan cabai rawit mencatat deflasi seiring dengan stabilnya pasokan. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat sebesar 4,33 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,08 persen (yoy).

Inflasi administered prices pada Mei 2018 mencapai 0,27 persen (mtm), sedikit lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,24 persen (mtm). Inflasi administered prices terutama didorong oleh kenaikan inflasi angkutan udara menjelang libur hari raya Idul Fitri.

Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 3,61 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 4,04 persen (yoy). BI prediksi inflasi akan tetap berada di sasaran inflasi 2018 3,5 plus minus satu persen.

“Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat terutama sebagai antisipasi meningkatnya inflasi volatile food,” kata Agusman.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya