Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi terbaru menyebutkan bahwa uang membuat milenial stres dibandingkan dengan politik atau pun kesehatan. Dalam studi ini dilaporkan uang berpengaruh besar pada kehidupan milenial.
Melansir dari laman CNN Money, CEO dan juga Founder Wealthsimple Michael Katchen menuturkan, uang menyebabkan milenial 2 kali lebih stres dibandingkan dengan keadaan politik.
"Kita tahu bahwa politik memang menyebabkan stres yang tinggi, namun kita juga menemukan bahwa uang membuat stres berkali-kali lipat dibandingkan dengan politik," kata dia.
Advertisement
Baca Juga
Dari data ini, ditemukan bahwa kepusingan milenial ternyata bukan terletak pada uang yakni lebih kepada tidak tahu bagaimana cara menginvestasikan uangnya.
Adapun studi ini dilakukan oleh The Harris Poll yang menemukan bahwa sekitar 92 persen milenial yakni yang berumur 21 hingga 37 tahun, hanya sepertiga saja yang merencanakan investasi mereka untuk masa pensiun.
Ini jauh berbeda dengan generasi X ataupun baby boomer yang setengahnya sudah merencanakan investasi. Ini dikarekankan banyak milenial yang berpendapat, mereka tidak tahu bagaimana memulai investasi.
Wanita juga stress
Begitupun apa yang terjadi dengan wanita. Wanita dalam studi ini juga disebutkan bahwa mereka cenderung lebih stres dengan uang dibandingkan dengan pria. Hampir 50 persen wanita stres dengan uang, berbeda dengan pria yang hanya sebesar 34 persen.
Oleh karena itu, studi ini menyarankan perlu ada solusi baru untuk menggambarkan uang dan juga investasi kepada kaum milenial. Hal ini disebabkan milenial berbeda memandang arti sebuah uang dan juga apa yang menjadi keinginan mereka.
"Milenial berpikir tentang uang secara berbeda, ini bukan hanya tentang uang semata. Ini mengenai bagaimana mereka bisa percaya menyimpan uang mereka secara global dan juga menempatkan investasi sebagai tanggung jawab sosial," kutip laporan itu.
Solusi ini terus berkembang dan juga krusial bagi milenial karena mereka dipandang ingin tetap menikmati gaya hidup yang mereka dambakan.
"Anak-anak muda ingin menikmati gaya hidup yang mereka inginkan. Kita harus mencari tahu hal ini untuk melibatkan mereka di masa depan, karena mereka belum siap untuk hal ini sekarang. Kita harus membantu mereka untuk mandiri secara finansial," ungkap laporan itu.
Advertisement