Liputan6.com, Jakarta - Lion Air memastikan erupsi Gunung Agung tidak mengganggu penerbangan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (3/7/2018) pagi ini. Semua penerbangan maskapai di bawah Lion Air Grup berjalan normal ke bandara tersebut.
"Sampai saat ini, operation berjalan normal," ujar Corporate Communications Lion Air, Ramaditya Handoko saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Dia menjelaskan, secara total ada 88 penerbangan yang dioperasikan oleh maskapai di bawah Lion Air Group dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Advertisement
Baca Juga
Berikut rinciannya:‎
1. Lion Air (kode penerbangan JT) 38 penerbangan
2. Wings Air (kode penerbangan IW) 24 penerbangan
3. Batik Air (kode penerbangan ID) 18 penerbangan
4. Malindo Air (kode penerbangan OD) 8 penerbangan‎‎‎
"Untuk menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan, operasional Lion Air Group akan menyesuaikan dengan keputusan otoritas bandar udara (Otband)," tandas dia.‎
2 Bandara Ditutup
Bandara Notohadinegoro Jember dan Banyuwangi, Jawa Timur, ditutup sebagai dampak Gunung Agung erupsi pada Selasa pagi ini. Namun, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali tetap beroperasi normal.
Sesuai NOTAM C7023/18 Bandara Jember ditutup sampai 03 Juli 2018 Pukul 10.00 WIB. "Sedangkan Bandara Banyuwangi ditutup sampai dengan tanggal 03 Juli 2018 pukul 09.00 WIB sesuai NOTAM C7021/18," kata Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait di Jakarta.
Yohanes menjelaskan, penutupan ini disebabkan angin bergerak ke arah barat sehingga kedua bandara tersebut terkena dampak. Adapun Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, sampai saat ini masih beroperasi normal.
AirNav Indonesia mengatur pemanduan lalu lintas udara di sejumlah rute sedemikian rupa untuk menghindari area terpapar abu vulkanik Gunung Agung. "Observasi akan dilakukan secara terus-menerus dengan stakeholder penerbangan lainnya," tuturnya.
Advertisement
Lontaran Lava
Gunung Agung erupsi lagi. Kali ini erupsi terjadi pukul 21.04 Wita. Berdasarkan pantauan dari Pos Pengamatan, tinggi kolom abu yang teramati ± 2.000 meter di atas puncak Gunung Agung.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik," demikian keterangan tertulis yang diterima dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Senin (2/7/2018).
Dalam laporan PVMBG, disebutkan erupsi terjadi secara strombolin dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati ke luar kawah mencapai jarak 2 kilometer.
Saat ini, Gunung Agung berada pada status Siaga atau level III. PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya, yaitu di seluruh areal di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
"Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di areal puncak," sebut PVMBG.  Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: