Menteri Rini: Ekonomi Meningkat, Masyarakat Makin Suka Naik Pesawat

Pembangunan bandara diperlukan sebab arus lalu lintas udara di Indonesia sudah melewati target.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Jul 2018, 18:44 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2018, 18:44 WIB
Penumpang pesawat.
Penumpang berjalan usai turun dari pesawat di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, Minggu (6/5). (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pemerintah terus menggenjot pembangunan bandara di Indonesia. Langkah ini demi menambah kapasitas bandara mengikuti pertumbuhan penumpang pesawat seiring masyarakat yang kian minat memakai transportasi udara.

"Dalam meningkatkan konektivitas udara, sejak akhir 2014 kita sudah menambah pembangunan 9 bandara baru yang ditargetkan akan terselesaikan sebelum akhir 2019. Program ini dilaksanakan untuk mendukung peningkatan kapasitas bandara menjadi 100 juta penumpang di tahun 2019," ujar Rini di Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Rini menyebut pembangunan tersebut diperlukan sebab arus lalu lintas udara di Indonesia sudah melewati target. Bahkan angkanya sudah mencapai 105 juta penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

"Peningkatan ini sangat eksponensial. Jadi terlihat bahwa perekonomian masyarakat meningkat. Mereka bertransportasinya sekarang lewat udara yang menjadi salah satu yang utama," jelas Rini.

Rini turut berjanji untuk terus membangun bandara-bandara kecil yang berlokasi di kepulauan meskipun belum membeberkan lokasinya.

"Kemudian akan ada bandara-bandara kecil lewat di beberapa kepulauan karena kita melihat ini potensinya sangat besar," jelas dia.

 

Konektivitas Laut dan Darat

Jalan Tol Solo-Ngawi, Segmen Kartasura-Sragen (Dok Foto: PT Jasamarga Solo Ngawi)
Jalan Tol Solo-Ngawi, Segmen Kartasura-Sragen (Dok Foto: PT Jasamarga Solo Ngawi)

Tidak hanya angkutan udara, Menteri Rini turut berjanji meningkatkan pembangunan untuk mengoptimalkan konektivitas laut dan darat.

"Konektivitas laut juga harus kita tekankan. Pada akhir 2017 kapasitas pelabuhan meningkat dari 18,7 juta teus, sekarang sampai 19,7 juta teus," tandas Rini.

Pada transportasi darat, dia mencontohkan Tol Trans Jawa dari Merak ke Probolinggo yang akan segera rampung, bahkan ia ingin mencobanya.

Rini menyebut proyek tol tersebut dicanangkan pada 1996, dan ada 8 potongan jalan tol yang tadinya tidak dikerjakan, dan kemudian diambil alih BUMN.

"Sehingga kita menekankan akhir 2018 iniini jalan tol Trans Jawa dari Merak sampai Probolinggo bisa terselesaikan," janji Rini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya