AS dan China Bersiap Perang Dagang

Amerika Serikat (AS) akan mulai berlakukan tarif impor barang China pada 6 Juli 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jul 2018, 19:15 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2018, 19:15 WIB
Donald Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyambut antusias penunjukkan negaranya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama dengan Kanada dan Meksiko. (AFP/Nicholas Kamm)

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat (AS) mengancam penerapan tarif barang impor termasuk kepada China. Negara tirai bambu itu pun peringatkan akan tanggapi langkah-langkah AS yang segera berlaku.

Pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trup akan berlakukan tarif impor barang China senilai USD 34 miliar pada Jumat waktu setempat yaitu pada 6 Juli 2018.

Donald Trump mengancam akan meningkatkan konflik perdagangan dengan rencana penerapan tarif hingga USD 450 miliar untuk barang China jika China membalas kebijakan AS. Sentimen itu sempat menekan pasar keuangan termasuk saham, mata uang, dan perdagangan global.

China menyatakan tidak akan “menembakkan tembakan pertama” atau membalas serangan AS. Akan tetapi, China akan segera terapkan tarif terhadap barang AS usai bea masuk AS atas barang China.

Juru bicara Kementerian Perdagangan Gao Feng memperingatkan tarif AS yang diusulkan akan memukul rantai pasokan global termasuk perusahaan asing di China.

"Jika AS menerapkan tarif, mereka sebenarnya akan menambahkan tarif pada perusahaan dari semua negara, termasuk perusahaan China dan AS," kata Gao seperti dikutip dari CNBC, Kamis (5/7/2018).

"Tindakan AS pada dasarnya menyerang pasokan global dan value chains. Sederhananya AS memantikkan api di seluruh dunia termasuk ke AS," tambah dia.

Saat ditanya apakah perusahaan akan ditargetkan oleh pemerintahan China dalam perang dagang, Gao menuturkan, pemerintah akan melindungi hak hukum semua perusahaan asing di negara tersebut.

"Kami akan terus menilai dampak potensial perang dagang yang diprakarsai AS terhadap perusahaan dan akan bantu perusahaan kurangi guncangan yang mungkin terjadi,” ujar dia.

Gao menuturkan, ekspor China akan berlanjut stabil pada semester II 2018 meski investor khawatir perang dagang AS dan China.

"Perusahaan asing menyumbang USD 20 miliar atau 59 persen dari USD 34 miliar ekspor dari China yang akan dikenakan tarif AS baru dengan perusahaan AS menyumbang bagian signifikan dari 59 persen itu,”  kata Gao.

China akan memberlakukan tarif pada ratusan barang AS termasuk kedelai, sorgum dan kapas. Hal itu dapat ancam petani AS.

 

Risiko Global

Capaian Ekspor - Impor 2018 Masih Tergolong Sehat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Ekspor April sebesar 14,47 miliar dolar AS lebih rendah ketimbang Maret 2018 yang mencapai 15,59 miliar dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperingatkan hambatan perdagangan yang dibuat oleh negara besar dapat membahayakan ekonomi global.

Kepada Reuters, para pejabat Eropa menyatakan China telah menekan Uni Eropa untuk mengeluarkan pernyataan bersama yang kuat terhadap kebijakan perdagangan Trump. Namun, Uni Eropa bersikeras tidak memihak. Perang dagang dengan AS dapat hantam ekspor China. Apalagi ekspansi kredit melambat dan permintaan domestik melambat.

Bursa saham China pun tergelincir dan yuan menguat terhadap dolar AS karena syarat cadangan untuk bank yang dipangkas mulai berlaku di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya