Perkara Dagang, Donald Trump Sebut Uni Eropa Musuh

Setelah China, Donald Trump menganggap Uni Eropa adalah musuh dalam perkara dagang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Jul 2018, 19:02 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2018, 19:02 WIB
Melania Trump
Presiden AS Donald Trump dan Melania Trump menghadiri acara makan malam di Bleinheim Palace, Inggris, Kamis (12/7). Gaya Melania ini begitu cantik dan elegan bak Putri Disney di acara makan malam dengan PM Theresa May. (AP/Pablo Martinez Monsivais)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam masalah dagang, Presiden Donald Trump memakai kebijakan 'America First', yakni mengutamakan barang dan pekerja negaranya. Ia pun kesal karena menganggap Amerika Serikat (AS) rugi akibat diperdaya oleh sekutu dan musuhnya.

Setelah belakangan ini Trump fokus melawan China dalam perang dagang. Sekarang, ia menyebut Uni Eropa sebagai salah satu musuhnya.

"Kita memiliki banyak musuh. Saya pikir Uni Eropa adalah musuh (karena) apa yang mereka lakukan pada kita dalam dagang. Sekarang, kamu pasti tak mengira Uni Eropa, tapi mereka musuh," jelas Trump seperti dikutip Market Watch.

Tidak hanya Uni Eropa, Presiden Trump juga menegaskan Rusia dan China adalah musuh.

"Rusia adalah musuh dalam beberapa hal. China adalah musuh secara ekonomi, tentunya mereka musuh.Tapi itu tak berarti mereka buruh. Itu tidak berarti demikian. Itu berarti mereka kompetitif," jelas Trump.

Omongan Trump telah dibantah oleh Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, lewat akun Twitter resminya. Ia mengatakan AS dan Uni Eropa adalah teman baik, dan mengatakan sebaliknya berarti menyebar berita palsu.

Pada Juni lalu, ia berucap di Twitter bahwa musuh dan sekutu AS tidak akan bisa lagi mengambil keuntungan dari negaranya dalam urusan dagang.

"Maaf, kita tidak bisa membiarkan para sahabat, atau musuh, mengambil keuntungan dari kita dalam Dagang. Kita harus utamakan pekerja Amerika pada posisi pertama!" ujarnya.

Lawan Perang Dagang AS, China Merapat ke Uni Eropa

Xi Jinping menghadiri Kongres Rakyat China yang menghapuskan masa jabatan presiden (MARK SCHIEFELBEIN / AP)
Xi Jinping menghadiri Kongres Rakyat China yang menghapuskan masa jabatan presiden (MARK SCHIEFELBEIN / AP)

Dalam usaha melawan perang dagang yang dikobarkan Trump, China sedang mendekati Uni Eropa dalam rangka membuka lebar akses pasar mereka bagi investor asing.

Li Keqiang, Perdana Menteri (PM) China, baru-baru ini bertemu dengan pemimpin Eropa tengah dan timur di ibu kota Bulgaria dan berjanji akan membuka perekonomian mereka walau perang dagangsedang terjadi.

"Membuka diri adalah kemudi kunci dari agenda reformasi China, jadi kami akan terus membuka lebar pada dunia, termasuk membuka lebar akses pasar untuk investor asing," ucapnya.

PM China juga baru saja bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin pada Senin, 9 Juli 2018 waktu setempat. Minggu depan, China juga akan menyelenggarakan EU-China Summit di Beijing.

China telah mengeluarkan miliaran Euro pada pembangunan jalanan, rel kereta, pelabuhan, dan proyek infrastruktur lainnya di negara-negara Eropa Timur dan Tengah.

Dalam urusan dagang, China adalah sumber impor terbesar bagi Uni Eropa sekaligus juga pasar ekspor terbesar nomor dua.

Uni Eropa dan China juga sedang mengalami nasib serupa, yakni dibayangi oleh perang dagang dari Presiden Donald Trump.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya