Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp 762,5 Triliun, Terbesar ke Sektor Apa?

Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit 11,8 persen menjadi Rp 762,5 triliun hingga semester I 2018.

oleh Merdeka.com diperbarui 19 Jul 2018, 19:50 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2018, 19:50 WIB
PT Bank Mandiri Tbk.
PT Bank Mandiri Tbk.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit 11,8 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 762,5 triliun pada akhir Juni 2018. Kenaikan ini ditopang pertumbuhan kredit segmen korporasi besar 22,2 persen dan pertumbuhan kredit segmen mikro 24,8 persen menjadi Rp 296,8 triliun dan Rp 90,6 triliun.

"Angka pertumbuhan tersebut sudah hampir sama dengan rata-rata pertumbuhan kredit Bank Mandiri selama 5 tahun terakhir sebesar 11,9 persen," Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri, Hery Gunardi, dalam Konferensi Pers 'Paparan Kinerja Bank Mandiri', di Plaza Mandiri, Jakarta, (19/7/2018).

Dia menjelaskan, hingga akhir Juni 2018, total kredit infrastruktur yang disalurkan telah mencapai Rp 165,8 triliun atau 65 persen dari total komitmen yang diberikan, yaitu Rp 255,3 triliun.

Kredit tersebut disalurkan kepada lebih dari 7 sektor yakni transportasi (Rp 39,3 triliun), tenaga listrik (Rp 36,8 triliun), migas dan energi terbarukan (Rp 24,1 triliun), konstruksi (Rp 18,3 triliun), Jalan (Rp 10,6 triliun), perumahan rakyat & fasilitas kota (Rp 9,5 triliun), telematika (Rp 17,5 triliun), dan infrastruktur lainnya (Rp 9,6 triliun).

Bank mandiri juga terlibat pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp 8,27 triliun hingga Juni 2018, atau telah mencapai 56,8 persen dari target Rp 14,56 triliun tahun ini.

"Adapun 40,3 persen dari nilai tersebut atau Rp 3,33 triliun telah disalurkan kepada sektor produktif, yakni pertanian, perkebunan, industri pengolahan, dan jasa produksi. Sejak pertama kali disalurkan hingga Juni 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 56,6 triliun kepada lebih dari 1 juta debitur yang tersebar di seluruh Indonesia," katanya.

Untuk merealisasikan peran sebagai agent of development, Bank Mandiri juga terlibat aktif dalam penyaluran program bantuan sosial nasional. "Pada Program Keluarga Harapan (PKH), Bank Mandiri telah menyalurkan bantuan sosial sebesar Rp 1,5 triliun  kepada lebih dari 3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia," imbuhnya.

Selain itu, program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang disalurkan sudah mencapai angka Rp 87,8 miliar yang disalurkan kepada lebih dari 798 ribu KPM. "Program Bansos ini tidak terlepas dari dukungan agen branchless banking yang sampai dengan Juni 2018 mencapai angka 111.341 agen," tandasnya.

Bidik pertumbuhan kredit 13 persen

Perseroan bakal terus menjaga tren positif yang sudah dicapai. Di paruh kedua tahun 2018, perseroan akan lebih fokus mengejar target yang telah dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

"Pada dasarnya kita tidak mengubah asumsi (dalam RKAP). Kita target sampai akhir tahun 2018 pertumbuhan kredit sekitar 11 sampai 13 persen," ungkapnya.

Kemudian dari sisi net interest margin (NIM) akan terus dijaga di kisaran 5,5 persen sampai 5,7 persen. Sementara gross NPL (non performing loan) di semester II 2018 ini akan dijaga angkanya di kisaran 2,8 persen sampai 3,2 persen.

"Cost of credit tentu kita targetkan rangenya tetap terjaga antara 2 persen sampai 2,2 persen. Dengan harapannya di akhir tahun 2018 bisa kita jaga dengan baik," imbuh dia.

 

Laba bersih

PT Bank Mandiri Tbk.
PT Bank Mandiri Tbk.

Bank Mandiri mencetak laba Rp 12,2 triliun hingga semester I 2018, atau tumbuh 28,7 persen dari periode sebelumnya tahun lalu. Sedangkan aset perseroan pada periode yang sama juga tumbuh sebesar Rp 88‚1 triliun atau 8,3 persen secara yoy menjadi Rp 1.155,5 triliun pada akhir semester I 2018.

"Pertumbuhan laba Bank Mandiri terutama didorong pencapaian fee based income sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh 18,1 persen YoY yang diiringi dengan penurunan biaya CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) 15,4 persen YoY," ungkapnya.

Dia menjelaskan penurunan biaya CKPN tersebut merupakan cerminan progres Bank Mandiri dalam menurunkan NPL, melakukan collection, serta kedisiplinan restrukturisasi kredit. Biaya operasional juga berhasil terus ditekan dan hanya tumbuh single digit berkat penerapan prinsip efisiensi secara konsisten di seluruh proses bisnis.

Di samping itu, Bank Mandiri juga secara konsisten terus memperbaiki kualitas kredit produktif, antara Iain melalui strategi collection yang efektif.

"Alhasil, rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri pun membaik dari 3,82 persen pada Semester I 2017 menjadi 3,13 persen pada Semester I 2018 sehingga memangkas alokasi biaya pencadangan Bank Mandiri menjadi Rp 7,9 triliun dari Rp 9,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya," jelas dia.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya