Liputan6.com, Jakarta - Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menegaskan komitmennya untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk investor. Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo mengatakan, bank berlogo pita emas ini akan membagikan dividen kepada pemegang saham untuk tahun buku 2024.
"Selama 5 tahun terakhir Bank Mandiri secara konsisten menjaga tingkat dividend payout ratio itu stabil di level 60 persen. Ini tentu sesuai dengan arahan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham utama," kata Sigit dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 Bank Mandiri, Rabu (5/2/2025).
Advertisement
Baca Juga
Namun demikian, Sigit menegaskan, penentuan dividend payout ratio ini mempertimbangkan berbagai macam hal untuk menjaga kondisi permodalan yang sehat dan juga rentabilitas yang optimal. Khususnya untuk mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang yang perlu berkelanjutan.
Advertisement
"Ke depannya kami akan terus mempertahankan kinerja dari Mandiri grup untuk dapat terus meningkatkan value kepada stakeholder khususnya pemegang saham," imbuh Sigit.
Adapun kewenangan untuk penetapan dividend payout ratio dimiliki oleh pemegang saham utama BMRI, yakni pemerintah melalui Kementerian BUMN.
Kinerja 2024
Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 55,8 triliun pada akhir tahun 2024 naik 1,31 persen secara YoY. Dengan asumsi dividend payout ratio sebesar 60 persen, BMRI kemungkinan akan membagikan dividen tahun buku 2024 sekitar Rp 33,48 triliun.
Secara nominal, perkiraan dividen yang dibagikan Bank Mandiri untuk tahun buku 2024 lebih besar dibandingkan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp 33,03 triliun.
Pertumbuhan Kredit
Hingga akhir tahun 2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp 1.670,55 triliun naik 19,5 persen secara year on year (YoY), dengan pertumbuhan yang tetap solid di beberapa segmen utama. Kredit wholesale yang menjadi core business perseroan terus menjadi pendorong utama penyaluran kredit.
Pertumbuhan kredit dan tabungan Bank Mandiri tersebar merata di berbagai daerah Indonesia yang menjadi bagian dari komitmen Bank Mandiri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan industri, dan pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar dengan merata di seluruh Indonesia,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi.
Sementara itu, kualitas kredit tetap menjadi perhatian utama Bank Mandiri, tercermin dari upaya perseroan dalam menjaga rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di level 0,97 persen pada akhir 2024, turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya.
"Kami terus berupaya mengoptimalkan potensi di sektor wholesale agar dapat menjangkau lebih banyak sektor ekonomi yang membutuhkan akses permodalan. Ekosistem ini tidak hanya memberikan peluang pertumbuhan bagi bisnis tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi secara lebih luas," ujar Darmawan.
Dalam strategi ekspansi kredit, Bank Mandiri tetap fokus pada sektor-sektor strategis seperti pertanian & perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang tersebar di berbagai wilayah. Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5 persen secara YoY menjadi Rp 913,3 triliun pada akhir tahun 2024.
Advertisement
Segmen UMKM
Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terus mendapatkan perhatian dengan pertumbuhan mencapai 6 persen yoy menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024. Realisasi ini menurut Darmawan, sejalan dengan komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.
Bank Mandiri juga memperkuat strategi bisnisnya melalui peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam ekspansi kredit dan penguatan manajemen risiko.
Tercermin dari posisi rasio pencadangan atau coverage ratio Bank Mandiri yang berada di level 304 persen pada akhir 2024. “Melalui upaya ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mempertahankan keberlanjutan bisnis yang sehat serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan,” imbuh Darmawan.
Kinerja Dana Pihak Ketiga
Kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri turut mengalami pertumbuhan yang solid, didukung oleh peningkatan dana murah atau Current Account Savings Account (CASA). Hingga akhir 2024, DPK Bank Mandiri tercatat tumbuh sebesar 7,73 persen YoY menjadi Rp 1.699 triliun, didorong oleh kenaikan signifikan pada segmen giro dan tabungan.
Porsi CASA mencapai 80,3 persen dari total DPK, mencerminkan efektivitas strategi perseroan dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah. Pertumbuhan CASA tersebut terutama didorong oleh peningkatan tabungan yang tumbuh 13,4 persen YoY menjadi Rp 665 triliun, serta giro yang mengalami ekspansi sebesar 3,6 persen YoY menjadi Rp 606 triliun.