Pemilik Rekening di Atas Rp 1 M Naik, Sekuritas Ini Seriusi Bisnis Wealth Management

Para pemilik dana Rp 1 hingga Rp 5 miliar, dinilai masuk kategori orang kaya alias high net worth.

oleh Nurmayanti diperbarui 29 Agu 2018, 12:52 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2018, 12:52 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta PT Reliance Sekuritas Indonesia (RELI) mulai fokus untuk menggarap bisnis wealth management. Ini dengan melihat besarnya jumlah masyarakat yang memiliki rekening di atas Rp 1 miliar dan berpotensi diperkenalkan dengan berbagai instrumen investasi.

Lembaga Penjamin Simpanan ( LPS) menyebutkan, per Februari 2018, terdapat 250.548 rekening dengan saldo di atas Rp 2 miliar. Angka itu dinilai mengindikasikan terdapat masyarakat yang perlu mendapat perhatian lebih dalam hal pengelolaan keuangan maupun investasi.

Para pemilik dana Rp 1 hingga Rp 5 miliar, dinilai masuk kategori orang kaya alias high net worth.

"Di tengah pertumbuhan ekonomi yang positif, kenaikan pendapatan masyarakat, dan juga semakin banyaknya masyarakat memiliki dana jumbo, kami ingin edukasi agar dalam mengelola dana, memercayakan kepada lembaga keuangan dan investasi," ujar Sekretaris Perusahaan Reliance Sekuritas Indonesia Erry TP Hidayat dalam keterangannya, Rabu (29/8/2018).

Erry menjelaskan, salah satu fokus layanan wealth management yaitu mengombinasikan pengelolaan keuangan dalam bentuk beragam produk keuangan. Dengan memilih layanan wealth management, nasabah tak perlu repot karena akan ada tim khusus yang akan membiakkan dana melalui berbagai instrumen investasi mulai reksadana, obligasi, asuransi, dan sebagainya.

Selain itu, nasabah wealth management akan mendapat benefit lain yakni mendapat penjelasan utuh mengenai profil risiko investasi. Dengan demikian tujuan investasi bisa tercapai dan lebih maksimal.

Jika si nasabah memiliki tujuan-tujuan investasi jangka pendek dan panjang, tim wealth management juga akan mendampingi dan memberi saran. Sekuritas ini akan membantu nasabah mencapai target dan tujuan investasi yang sudah dirancang.

"Dalam berinvestasi, masyarakat harus memilih perusahaan atau sekuritas yang jelas, serta memiliki dasar yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam hal ini kontrak pembukaan rekening efek yang jelas," tegas Erry.

Tentu saja ada banyak manfaat lain. Salah satunya soal liability atau kewajiban. Ini artinya, tim wealth RELI memahami bisnis milik nasabah serta persyaratan pengelolaan dana. Misalnya jika terjadi risiko pada nasabah, tim wealth management tahu, akan diwariskan kepada siapa aset yang ada dan bagaimana penyelesaian kewajibannya.

Yang pasti, nasabah wealth management RELI juga memiliki akses langsung untuk memantau, menganalisis dan mengelola portofolio nasabah di mana pun dan kapan pun, dari waktu ke waktu. 

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Kegiatan Produksi Tumbuh, Simpanan Nasabah di Bank Turun

Ilustrasi nasabah bank.
Ilustrasi nasabah bank. (Dian Kurniawan)

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatatat adanya penurunan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disimpan di industri perbankan. Dana pihak ketiga tersebut dalam bentuk Deposito, giro dan tabungan.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menyatakan, simpanan DPK di perbankan ada 3 golongan yaitu individual, perusahaan dan lembaga keuangan non-bank.

"Simpanan yang dilakukan oleh individual itu tidak banyak berubah termasuk yang di atas Rp 2 miliar. Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat secara umum terhadap kestaban dan keamanan dari simpanan mereka di sistem perbankan Indonesia tetap baik," kata Halim di kantornya, Rabu (18/7/2018).

Dia mengungkapkan, yang mengalami penurunan adalah dana yang disimpan oleh sektor lembaga keuangan non-bank dan perusahaan. "Yang menurun adalah simpanan yang dimiliki oleh lembaga keuangan non bank dan perusahaan-perusahaan," ujarnya.

Dia menegaskan pihaknya tidak ingin menduga-duga penyebab menurunnya dana simpanan tersebut. Oleh sebab itu LPS akan melakukan penelitian.

"Kami tidak menyimpulkan di belakang itu kenapa. Kami meneliti apa yang terjadi. Dugaan kita mungkin mereka sedang membiayai proyek-proyeknya sehingga mereka mengambilnya untuk kegiatan ekonomi. Semoga prediksi ini benar," ujarnya.

Dugaan itu diperkuat dengan defisitnya neraca perdagangan beberapa bulan terakhir sebelum Juni 2018. "Neraca perdagangan defisit karena impornya tinggi. Jadi mungkin pengeluaran itu karena untuk kegiatan-kegiatan yang produktif." tutup dia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya