Ilham Habibie dan Arifin Panigoro Cs Siap Suntik Dana ke Bank Muamalat

Sebagai bagian dari rencana penguatan Bank Muamalat, pada 11 Oktober 2018 akan dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)

oleh Bawono Yadika diperbarui 03 Okt 2018, 21:19 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 21:19 WIB
Bank Muamalat.
Bank Muamalat.

Liputan6.com, Jakarta Permodalan PT Bank Muamalat Tbk akan bertambah. Sebuah konsorsium berencana menyuntikkan sejumlah dana untuk memperkuat modal perbankan syariah tersebut. 

Komisaris Utama Bank Muamalat Ilham Habibie diketahui memimpin konsorsium investor yang terdiri dari dirinya sendiri, Arifin Panigoro, Lynx Asia dan SSG Capital.

“Bank Muamalat sebagai bank pertama murni syariah yang memiliki nilai historis dan emosional bagi umat Islam di seluruh Indonesia, oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mempertahankan keberadaannya," jelas Ilham Habibie, Rabu (3/10/2018).

 Ilham Habibie mengungkapkan jika konsorsium akan melakukan serangkaian penguatan dimana salah satunya penyuntikan dana segar melalui langkah right issue.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana turut memberikan responnya. "Dengan adanya kepastian konsorsium investor yang telah masuk tentunya akan sangat membantu penguatan Bank Muamalat saat ini dan rencana bisnis kedepannya," jelas dia.

Dia pun mengaku yakin jika dengan kehadiran Ilham Habibie yang memimpin konsorsium investor akan memberikan keyakinan kepada para nasabah dan pemangku kepentingan Bank Muamalat.

Sebagai bagian dari rencana penguatan Bank Muamalat, pada 11 Oktober 2018 akan dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan salah satu agendanya adalah right issue.

“Ke depannya, perseroan optimis bahwa permodalan Bank Muamalat akan semakin kuat dan stabil, sehingga upaya perseroan untuk melakukan ekspansi pembiayaan dapat berjalan dengan baik,” tutup Permana.

Sementara itu, Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sekar Putih Djarot sebelumnya menyatakan siapapun boleh menjadi investor Bank Muamalat sepanjang kredibel dan memiki fresh money. Ini menanggapi kabar terkait dengan rencana masuknya investor dalam rangka penambahan modal Bank Muamalat. 

Hal lain, dia menambahkan, investor tersebut harus menempatkan sejumlah uang dalam escrow account di Bank Muamalat sesuai kesepakatan dengan otoritas. Terakhir bank harus segera melakukan RUPS untuk menetapkan investor tersebut.

 

 

 

 

 

Laba Bank Muamalat Melonjak 246 Persen

Bank Muamalat.
Bank Muamalat.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatat kenaikan laba bersih setelah pajak (profit after tax) sebesar 246,26 persen secara year on year (yoy). Dalam laporan keuangan kuartal II-2018, laba bersih perseroan per Juni 2018 tercatat senilai Rp 103,74 miliar dari sebelumnya  Rp 29,96 miliar pada Juni 2017.

Capaian ini diklaim merupakan rekor perolehan laba bersih tertinggi yang diraih Bank Muamalat dalam jangka waktu 3 tahun terakhir.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana mengatakan, dengan kinerja positif ini dirinya optimistis Bank Muamalat akan dapat terus berkembang dan meningkatkan kinerja menjadi lebih baik lagi.

Alhamdulillah di kuartal II tahun ini kinerja Bank Muamalat mendapatkan pencapaian yang positif. Kami akan terus berupaya agar prestasi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan supaya ekspansi bisnis Bank Muamalat dapat semakin bertumbuh,” katanya, Rabu (15/8/2018).

Sementara itu, laba operasional perseroan naik sebesar 152,02 persen (yoy) dari Rp 61,83 miliar pada Juni 2017 menjadi Rp 155,83 miliar pada Juni 2018. Peningkatan ini salah satunya ditopang pendapatan penyaluran dana murabahah senilai Rp838,57 miliar atau tumbuh 33,42 persen (yoy).

Pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI) terutama dari penjualan surat berharga juga berkontribusi signifikan pada kenaikan laba operasional bank.

Pertumbuhan positif tersebut membuat rasio laba terhadap aset atau Return On Assets (ROA) perseroan meningkat dari 0,15 persen pada Juni 2017 menjadi 0,49 persen pada Juni 2018 atau naik sebesar 0,34 persen.

Adapun posisi Non Performing Financing (NPF) perseroan membaik yaitu berada di level 1,65 persen (gross) dan 0,88 prrsen (nett).

Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di level 4,95 persen (gross) dan 3,74 persen (nett) setelah perseroan menempuh sejumlah langkah strategis.

Rasio penyediaan modal minimum (Capital Adequacy Ratio/ CAR) perseroan tercatat sebesar 15,92 persen atau meningkat 2,98 persen (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 12,94 persen.

Rasio penting lain yang menunjukkan kinerja positif yaitu Net Operating Margin (NOM) sebesar 0,66 persen; Net Imbalan (NI) sebesar 2,67 persen dan Return On Equity (ROE) sebesar 5 persen.

Rasio kinerja yang positif tersebut juga membuat likuiditas perseroan tetap terjaga dengan baik. Tercermin dari posisi Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Muamalat per Juni 2018 tercatat sebesar 84,37 pereen. Angka tersebut membaik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 89 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya