Jelang Konferensi Our Ocean di Bali, Peru Ikuti Langkah Indonesia

Peru menjadi negara kedua setelah Indonesia yang mengungkapkan transparansi pelacakan kapal.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Okt 2018, 14:45 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 14:45 WIB
Kapal bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk nelayan di Kepulauan Natuna. (Gideon/Liputan6.com)
Kapal bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk nelayan di Kepulauan Natuna. (Gideon/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bali - Bali akan menjadi tuan rumah Our Ocean Conference kelima yang akan digelar di Bali, Indonesia pada 29 dan 30 Oktober mendatang. Menjelang ajang tersebut, sebuah kabar datang dari pemerintah Peru.

Negara Amerika Latin tersebut merilis data pelacakan kapal nasional yang mereka miliki. Ini mereka lakukan melalui Global Fishing Watch (GFW). Melalui langkah ini, semua orang dapat memonitor kapal perikanan komersial Peru secara hampir real-time melalui platform GFW.

"Dengan merilis data pelacakan kapal mereka ke ranah publik, Peru telah mengambil langkah jauh ke depan untuk menjadikan transparansi perikanan sebagai norma dan bukan pengecualian," ujar Tony Long, CEO Global Fishing Watch, seperti dikutip rilisnya pada Kamis (25/10/2018).

Langkah Peru menyusul Indonesia yang sudah lebih dahulu merilis data pelacakan Vessel Monitoring System (VMS) kapalnya melalui GFW pada 2017 lalu. Indonesia merupakan negara pertama yang melakukannya, dan Peru menjadi negara berikutnya.

"Kami memuji Peru yang telah memanfaatkan peta dan kapabilitas dana kami untuk meningkatkan sistem yang ada serta memperkuat pemantauan di perairan mereka dan laut lepas sekitaran," lanjut Long.

Setidaknya 1.300 kapal ikan komersial Peru, yang sebagian besar tidak terdeteksi sebelumnya oleh Automatic Identification System (AIS) GFW, kini dapat terpantau dengan mudah di peta umum. Ini memmbantu upaya pengawasan dan pengendalian negara melawan penangkapan ikan ilegal, tak dilaporkan dan tidak teregulasi (Illegal, Unreported, Unregulated - IUU).

Peru adalah negara perikanan terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok dan merupakan salah satu lokasi stok tunggal ikan teri Peru terbesar di dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Transparansi Demi Melindungi Lautan

Ikan Tangkapan Melimpah, Nelayan Kendal Pesta Laut Bahari
Kapal kecil berisi kepala kerbau terlihat saat ritual pesta laut nelayan Desa Sendang Sikucing Kendal, Jawa Tengah di muara pantai, Minggu (7/10). Ritual ini dilakukan setiap bulan Muharram. (Liputan6.com/Gholib)

Oceana, sebagai mitra pendiri GFW, telah menjalin kerja sama erat dengan pemerintah Peru untuk meningkatkan transparansi penangkapan ikan komersial di perairan negara tersebut. Pihak Oceana turut menyampaikan apresiasi terhadap langkah Peru.

"Kami bangga menjadi negara pertama yang mampu menggunakan Global Fishing Watch secara menyeluruh," ucap Vice President Oceana Peru Patricia Majluf.

"Peningkatkan transparansi akan membantu masyarakat Peru dalam melihat seluruh manfaat perikanan kami baik sekarang maupun di masa depan," ucap Majluf.

Tony Long percaya bahwa transparansi adalah poin penting dalam menjaga kelestarian laut dunia. Transparansi ini penting untuk memerangi penangkapan ilegal, melindungi stok dan kehidupan ikan, dan meningkatkan keselamatan serta kesejateraan nelayan.

"Global Fishing Watch telah berkomitmen untuk mengajak 20 negara lainnya bergabung Program Transparansi kami hingga tahun 2022 demi memajukan pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab. Kami menghimbau negara-negara lain untuk mengikuti langkah Indonesia, Peru, dan Kanada," ujar Long.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya