Sektor Maritim Penting bagi Ekonomi Indonesia

Menhub Budi Karya Sumadi menuturkan, Indonesia harus mampu meningkatkan kompetensi dalam mengelola laut.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 14 Nov 2018, 11:55 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2018, 11:55 WIB
Go-Jek Luncurkan Layanan dari Sabang hingga Merauke
Menhub Budi Karya Sumadi dan Menkominfo Rudiantara memberi keterangan pers saat peluncuran layanan Go-Jek dari Sabang hingga Merauke di Jakarta, Rabu (15/8). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi membuka, perhelatan International Conference on Maritime Education and Training (ICMET) yang diselenggarakan di Grand Mercure Hotel, Jakarta, Rabu pagi (14/11/2018).

Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan, Indonesia yang diwakili oleh Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta merasa bangga bisa mendapat kehormatan jadi tuan rumah acara konferensi pendidikan dan pelatihan maritim tingkat dunia ini.

"Hari ini kita dapat kehormatan menjadi host satu conference tentang pendidikan vokasi untuk maritime, dimana sekjennya orang Jepang dan banyak dari negara-negara ketiga yang hadir," ungkap dia.

"Ini menunjukan bahwa kita sejajar dengan negara-negara maju untuk memajukan pendidikan maritim," tambahnya.

Sebagai salah satu negara maritim besar dunia, dia mengatakan, Indonesia harus mampu meningkatkan kompetensi dalam mengelola laut. Sektor perekonomian juga banyak tumbuh di sana.

"Maritim ini makin penting, karena logistik dari sana. Kegiatan perekonomian banyak dari sana, banyak juga memberikan ranah kehidupan untuk banyak orang," tegasnya.

"Jadi kita harus pastikan bahwa orang-orang kita itu memiliki pendidikan yang bagus, dan kalau pendidikannya bagus pasti memberikan level of service, terutama level of safety itu lebih baik," pungkas dia.

 


RI Pimpin Penguatan Kerja Sama Maritim di Kawasan ASEAN

Dokumentasi Pelaksanaan ASEAN Maritime Forum 2015 (Kemlu.go.id)
Dokumentasi Pelaksanaan ASEAN Maritime Forum 2015 (Kemlu.go.id)

Sebelumnya, Indonesia akan memimpin Pertemuan 7th ASEAN Maritime Forum (7th AMF) yang diselenggarakan pada 6 Desember 2017 di Jakarta dan akan dihadiri oleh seluruh negara anggota ASEAN.

Selanjutnya Indonesia juga akan memimpin Pertemuan 5th Expanded ASEAN Maritime Forum (5th EAMF) pada 7 Desember 2017, yang tidak hanya dihadiri oleh 10 negara anggota ASEAN, namun juga 8 negara mitra wicara ASEAN.

Sebagai negara archipelagic terbesar di dunia dan sejalan dengan visi Poros Maritim Dunia Indonesia terus mendorong dilakukannya dialog dan kerja sama di bidang maritim dengan berbagai negara di dunia. Demikian keterangan pers KBRI London yang diterima oleh Liputan6.com pada Rabu 6 Desember 2017.

Bertepatan dengan peringatan usia ASEAN ke-50 tahun di tahun 2017, forum AMF/EAMF tahun ini akan memberikan kesempatan bagi negara-negara ASEAN untuk mengevaluasi kerja sama yang telah ada dan mencari peluang baru kolaborasi dalam menghadapi tantangan-tantangan lingkungan, ekonomi maupun keamanan di laut kawasan.

Pertemuan antara lain akan membahas agenda pemajuan kerja sama maritim di bidang safety, seperti upaya mengurangi insiden di laut dan kerja sama SAR serta di bidang security seperti isu perompakan, IUU fishing, perdagangan manusia dan kejahatan perikanan.

Tidak kalah pentingnya, pertemuan ini juga menjadwalkan pembahasan isu-isu perlindungan lingkungan hidup, seperti penanggulangan sampah plastik di laut, polusi laut dan pengelolaan kawasan pantai.

Diharapkan Pertemuan 5th AMF dan 7th EAMF di Indonesia akan dapat memperkuat komitmen negara-negara dalam mengembangkan kerja sama maritim dan menghasilkan program kerja praktis.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya