Peluang Rupiah Menguat Masih Besar

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.277 per dolar AS hingga 14.322 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Des 2018, 15:01 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 15:01 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pembukaan perdagangan Selasa ini. Namun di siang hari, rupiah kembali menguat.

Mengutip Bloomberg, Selasa (4/12/2018), rupiah dibuka di angka 14.322 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.244 per dolar AS. Pada perdagangan siang, rupiah menguat kembali ke 14.277 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.277 per dolar AS hingga 14.322 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 5,25 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.293 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.252 per dolar AS.

"Pelemahan rupiah relatif wajar setelah mengalami apresiasi dalam beberapa hari terakhir ini," kata Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, Selasa (4/12/2018).

Menurut dia, pelemahan nilai tukar rupiah itu cenderung bersifat teknikal, dan masih memiliki peluang untuk kembali menguat terhadap dolar AS.

Dolar AS, lanjut dia, masih terbebani pernyataan Federal Reserve (Fed) yang menilai suku bunga telah mendekati normal, situasi itu memicu minat pasar terhadap emerging market masih tinggi.

"Kenaikan suku bunga tahun depan diperkirakan tidak akan seagresif tahun ini, sehingga dampaknya rupiah akan masuk ke dalam tren penguatan ke depannya," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova, menambahkan meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China juga dapat menjadi faktor bagi rupiah untuk kembali terapresiasi.

"Konflik perang dagang diharapkan tidak berkepanjangan sehingga aset emerging market kembali diminati," katanya seperti ditulis Antara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: Jangan Kaget Kalau Rupiah Terus Menguat

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan terus menguat. Itu didukung dengan berbagai sentimen positif yang telah dibangun perlahan oleh pemerintah.

"Saya sangat berbahagia sekali bahwa satu tahun belakangan ini konsolidasi sektor fiskal, moneter, dan pelaku-pelaku usaha industri pasar itu berjalan dengan baik. Konsolidasi seperti ini kalau terus dilakukan akan membuahkan hasil yang konkret," ucapnya di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Senin (03/12/2018).

Menurut Jokowi, pemerintah akan terus mengoptimalkan potensi domestik untuk merespons ketidakpastian global. Terutama dalam upayanya mengatasi pelebaran defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

"Kita juga kan produsen terbesar kelapa sawit di dunia, produksi CPO kita 42 juta ton per tahun. Ini kita usahakan hilirisasi untuk Biosolar 20 (B20). Kita wajibkan penggunaannya, berapa juta ton yang bisa kita hemat. Setelah itu kita akan mengejar b80 lalu b100. Sekali lagi, ini akan mengurangi CAD karena impor solar bisa dikurangi dan dihilangkan," ujarnya.

"Kemudian pembangunan infrastruktur. Selama 4 tahun terakhir ini, kita melihat, kita telah banyak membangun baik airport, pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik, banyak sekali," ia menambahkan. 

Kata Jokowi, upaya-upaya tersebut dalam rangka membangun kepercayaan (trust) kepada para investor.

"Kalau hal seperti ini bisa kita kerjakan. Ini jadi pondasi kita untuk bersaing dengan negara-negara maju. Dan setelah infrastruktur, kita akan masuk ke pembangunan Sumber Daya Alam (SDA). Butuh sekolah vokasi yang membutuhkan standard internasional, upgrade anak-anak muda kita," ungkapnya.

Jokowi pun menekankan, dengan maraknya sentimen positif baik dari sisi internal maupun eksternal (global) yang kini datang, maka hal tersebut akan membentuk rupiah untuk semakin menguat.

"Jadi yang kita bangun adalah trust, kepercayaan. Kita mengelola fiskal sangat hati-hati. Yang saya dengar arus modal sudah kembali masuk, jadi jangan kaget kalau dolar nanti turun terus," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya