Menteri PUPR: Fokus Evakuasi Korban dan Bersihkan Sampah di Lokasi Tsunami Anyer

Kementerian PUPR fokus evakuasi korban serta membersihkan sampah dan puing di masa tanggap darurat usai Tsunami Anyer.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Des 2018, 07:39 WIB
Diterbitkan 24 Des 2018, 07:39 WIB
Kementerian PUPR fokus evakuasi korban serta membersihkan sampah dan puing di masa tanggap darurat usai Tsunami Anyer.(Foto humas pupr)
Kementerian PUPR fokus evakuasi korban serta membersihkan sampah dan puing di masa tanggap darurat usai Tsunami Anyer.(Foto humas pupr)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, ada beberapa prioritas utama pada masa tanggap darurat pasca bencana tsunami di pesisir barat Banten dan Lampung Selatan.

Di antaranya, melakukan evakuasi korban meninggal dunia dan menyelamatkan korban yang hidup, membersihkan sampah dan puing, serta memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi para pengungsi selama tujuh hari ke depan.

"Dari sisi infrastruktur tidak banyak terdampak. Paling parah banyak sampah yang menjadi tugas kami untuk membersihkannya serta rumah-rumah semi permanen yang rusak," ungkap Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (24/12/2018).

Untuk membantu pembersihan jalan, Kementerian PUPR telah mengirimkan sejumlah alat berat di mana sebagian sudah berada di lapangan, yakni 7 ekskavator, 12 dump truck, dan 2 loader.

Selain itu juga dikirimkan 16 mobil tangki air, 2 mobil toilet serta 20 hidran umum untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi para pengungsi. Tambahan alat berat serta peralatan air bersih dan sanitasi akan dikirimkan dari Jakarta dan Banten.

Dalam rangka memperlancar kordinasi pemenuhan kebutuhan dan mobilisasi alat berat dan peralatan air bersih dan sanitasi, Menteri Basuki telah menunjuk Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cidanau, Ciujung dan Cidurian Tris Raditian sebagai Ketua Satgas Penanganan Bencana di Pandeglang.

Terkait akses jalan, sejak Minggu pagi (23/12/2018), telah dilakukan pembersihan jalan di wilayah Labuan dan Carita dan kini sudah normal kembali.

Menteri Basuki mengatakan, apabila terjadi jalan terputus maka sesuai standar akan dilakukan pemulihan lalu lintas paling lama 7 hari, seperti kerusakan Jembatan Batang Kalu akibat banjir di Padang Pariaman dan Jalan Gubeng yang ambles di Surabaya.

Dia juga menyampaikan, kejadian bencana di NTB, Sulteng, Pandeglang dan Lampung menjadi lesson learned akan pentingnya bangunan gedung memenuhi building code sehingga adaptif dan tangguh bencana.

"Penerapan building code sangat penting. Mulai awal 2019, Kami akan intensifkan sosialisasi building code ke daerah-daerah terutama yang rawan bencana," tegas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya