Liputan6.com, Jakarta Kebuntuan kesepakatan anggaran pembangunan tembok perbatasan membuat penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) kemungkinan berlanjut hingga minggu depan. Dana pembangunan tembok merupakan keinginan Presiden Donald Trump yang hingga kini belum disetujui Kongres.
Melansir laman BBC dan CNN, Jumat (28/12/2018), pada rapat terakhir sebelum reses akhir tahun pada Kamis (27/12), kedua kubu yakni Partai Demokrat dan Republik tak jua mencapai kesepakatan soal anggaran Tembok senilai USD 5 miliar.Â
Ini yang membuat penutupan pemerintahan AS bisa berlanjut hingga minggu depan, sebab pertemuan kedua kubu baru akan digelar kembali pekan depan.
Advertisement
Baca Juga
Sengketa anggaran tembok telah menyebabkan ratusan ribu karyawan federal terkena cuti tanpa dibayar hingga waktu yang belum diketahui. Adapun Penutupan Pemerintahan AS sudah berlangsung selama enam hari.Â
Layanan pemerintahan yang ditutup antara lain 9 dari 15 departemen, termasuk keamanan dalam negeri, transportasi, pertanian dan hukum. Instansi ini mulai ditutup setelah tak lagi memiliki dana pada Sabtu (22/12/2018) tengah malam lalu.
Langkah penutupan pemerintahan diambil sebagai bentuk ancaman Trump karena anggaran temboknya tak disetujui.
Trump mengatakan dia tidak akan berkompromi dengan tuntutan terkait pendanaan untuk membangun tembok perbatasan antara AS dan Meksiko, untuk mengatasi imigrasi ilegal.
Bahkan dalam tweet terbaru yang diposting pada Kamis (27/12/2018), dia mengecam Partai Demokrat yang dinilai tak mendukungnya.
"Biarkan Demokrat akhirnya menyadari bahwa kita sangat membutuhkan Keamanan Perbatasan dan Tembok di Perbatasan Selatan. Ini harus dilakukan untuk menghentikan masuknya narkoba, perdagangan manusia, anggota geng dan penjahat datang ke negara kita. Apakah Dems menyadari bahwa sebagian besar orang yang tidak dibayar adalah Demokrat?," kecam Trump dalam akun Twitter @realDonaldTrump.
Pernyataan Trump ini langsung ditanggapi lawannya. Senator Dick Durbin menuduh trump terlalu membesar-besarkan masalah imigrasi untuk kepentingan politik, dan berpendapat bahwa ada bentuk keamanan perbatasan yang lebih baik daripada tembok.
"Penutupan pemerintah Presiden sepertinya tidak akan berakhir. Dia mengambil sandera pemerintah kita atas permintaannya yang keterlaluan untuk tembok perbatasan senilai USD 5 miliar yang akan sia-sia dan tidak efektif," kicau Durbin melalui akun @SenatorDurbin.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
The Fed Bikin Donald Trump Murka, Kenapa?
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali kecewa atas langkah Bank Sentral AS atau The Fed yang menaikkan suku bunga. Trump menyebut langkah itu terlampau terburu-buru.
"Mereka menaikan suku bunga terlalu cepat karena mereka pikir ekonomi sedang baik. Tetapi saya pikir bahwa mereka akan segera paham," ujar Trump di Oval Office seperti dilaporkan CNBC, Rabu (26/12/2018).
Trump juga mengirimkan kepercayaan dirinya kepada para pebisnis AS dan menyebut para perusahaan di negaranya sebagai yang terhebat di dunia.
Baca Juga
"Jadi, saya pikir ini adalah peluang besar untuk membeli," ujarnya.
Namun, analis Yahoo! Finance menyebut Trump dan Bank Sentral sama-sama ambil adil dalam membuat volatilitas saham. Sempat pula beredar kabar pemecatan Gubernur Bank Sentral AS walau itu telah dibantah pihak Gedung Putih.
Tepat sebelum Natal, Trump menyebut Bank Sentral sebagai sumber masalah ekonomi dan tidak memahami efek perang dagang, yang dianggap Trump penting, serta perihal dolar As yang kuat. Trump pun menyamakan the Fed seperti pemain golf yang tak mampu mencetak angka.
"Satu-satunya masalah pada ekonomi kita adalah the Fed. Mereja tidak memiliki rasa terhadap Pasar, mereka tak paham perlunya Perang Dagang atau Dolar As yang Kuat atau bahkan Penutupan (Pemerintah) oleh Demokrat terkait Perbatasan," cuit Trump beberapa jam sebelum Natal.
Langkah kenaikan suku bunga AS pada Rabu lalu telah diprediksi luas sebelumnya. Ini adalah kali keempat Bank Sentral AS melakukannya tahun ini.
Advertisement