Genjot Perusahaan Rintisan IPO, BEI Segera Rilis Aturan Papan Akselerasi

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menggenjot lebih banyak perusahaan agar melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di pasar modal.

oleh Bawono Yadika diperbarui 16 Nov 2018, 19:14 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2018, 19:14 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Karena hal tersebut, Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menggenjot lebih banyak perusahaan agar melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di pasar modal.

Hal ini salah satunya dilakukan melalui wadah IDX Incubator. Manajemen BEI menjelaskan, dengan adanya wadah IDX Incubator, perusahaan bervaluasi kecil hingga menengah seperti startup dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) akan lebih mudah merealisasikan IPO ataupun menggalang dana dari pasar modal. 

"Mudah-mudahan aturan tentang papan akselerasi selesai di akhir tahun ini. Kita mengakomodasi peraturan yang dari OJK. Jadi nanti kita tunggu persetujuan dari OJK," ucap Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Nyoman melanjutkan, hubungan terkait IDX Inkubator dengan papan akselerasi ialah perusahaan startup atau UMKM sebelum melantai di pasar modal akan dibina terlebih dahulu.

"Hubungannya dengan inkubator itu nanti kita grooming dari inkubator, dari papan akselerasi sebelum masuk ke papan pengembangan dan papan utama," ujar dia.

Nyoman menuturkan, sampai dengan saat ini baru ada sekitar 54 perusahaan yang ada di IDX Incubator. Perusahaan tersebut akan dipersiapkan secara matang untuk menjadi perusahaan terbuka. 

"Dan yang paling penting adalah bagaimana mereka menyiapkan diri untuk menjadi perusahaan yang tercatat. Karena itu memerlukan capability dan management yang baik," ungkap dia.

Ia menekankan, ada banyak aspek yang perlu bursa pertimbangkan guna menyiapkan perusahaan siap untuk go public (perusahaan terbuka).

"Inkubator untuk masuk ke papan akselerasi tergantung dari kesiapan perusahaan. Secara umum kesiapan mereka, 3-6 bulan bergantung dari kompleksitas dokumen. Dan komitmen dari perusahaan sendiri," terang dia.

 

65 Perusahaan Bakal IPO

IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis target 65 perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) bisa tercapai hingga akhir tahun ini. 

Hingga hari ini, sebanyak 51 perusahaan telah tercatat atau resmi melantai perdana di BEI. PT Pool Advista Financa Tbk (POLA) resmi menjadi pendatang baru di pasar modal pada Jumat pekan ini.

"Mudah-mudahan sekitar 65 (perusahaan) akhir tahun ini, karena kita juga sudah melakukan konfirmasi ke perusahaannya, persiapan mereka dan progress bagaimana persiapannya," ucap Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Gedung BEI, Jumat 16 November 2018.

Nyoman melanjutkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan para emiten guna mencegah kegagalan rencana IPO dalam waktu dekat ini. Ia menegaskan, target tersebut cukup realistis untuk dipenuhi.

"Seperti saya sampaikan dari jadwal memang untuk tahun ini, kami juga melakukan komunikasi dan konfirmasi dengan mereka untuk mengetahui apakah bahwa do-able di tahun 2018," tutur dia.

Nyoman pun berharap, sampai akhir tahun 2018, para perusahaan yang berencana IPO itu dapat terealisasi dengan baik.

"Mudah-mudahan tidak ada yang berubah. Data yang paling akurat nanti, tapi kita sudah konfirmasi kepada perusahaannya," terang dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya