Gandeng KAI dan INKA, Waskita Karya Ekspansi Bisnis ke Filipina

waskita Karya akan mengerjakan infrastruktur kereta api antara lain rel hingga stasiun.

oleh Bawono Yadika diperbarui 01 Feb 2019, 14:38 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2019, 14:38 WIB
Menhub Enggan Tanggapi Rusaknya Fasilitas Stasiun LRT Palembang
Salah satu stasiun LRT Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan melebarkan sayap bisnis dengan berekspansi ke Filipina. Menggandeng PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) dan PT INKA (Persero), emiten dengan kode perdagangan WSKT tersebut menyasar proyek pembangunan kereta api di negara tetangga tersebut.

Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, perusahaan akan mengekspor pengalaman sukses membangun proyek kereta api ringan atau light rail transit (LRT) di Palembang ke Filipina.

"Kita keluar negeri ada konsep kerjasama dengan teman-teman di kereta api. Pengalaman di Palembang kita mau ekspor," ujarnya saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (1/2/2019).

Adapun dalam kolaborasi ini, tukas Gusti, perseroan akan mengerjakan infrastruktur kereta api antara lain rel hingga stasiun. Adapun INKA bertindakn sebagai produsen kereta dan KAI operatornya.

"Jadi infrastruktur sipilnya ada (Waskita), rolling stocknya dari Inka, operatornya dari KAI. kita sudah menjajaki di Philipina untuk cari mulai pertama untuk kita bisa ekspor," paparnya.

Dia menambahkan, untuk pendanaannya sendiri berasal dari pinjaman dari Eximbank dan beberapa bank lainnya. Namun ia belum memaparkan lebih lanjut porsi masing-masing pinjaman tersebut.

"Pendanaannya dari Eximbank, itu kita masih jajaki. Nilainya belum ada masih kita cari," pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Waskita Karya Berubah Status Jadi BUMN Non-Persero

Mencoba LRT Palembang
Para penumpang menunggu kedatangan kereta di Stasiun LRT Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (5/7/2018). LRT ini akan menjadi salah satu solusi transportasi saat Asian Games mendatang. (Bola.com/Reza Bachtiar)

Para pemegang saham menyepakati perubahan anggaran dasar PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) terkait pergantian status dari Persero menjadi Non-Persero.

Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Waskita Karya Tbk yang digelar pada Jumat (1/2/2019).

Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, I Gusti Ngurah Putra mengatakan, penghapusan status persero ini merupakan bagian dari rencana pemerintah membentuk Perusahaan Induk (Holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) infrastruktur.  

"RUPS ini memanggil pemegang saham untuk perubahan anggaran dasar bahwa saham seri B yang dari negara dipindahkan ke HK. Tetapi itu sah kalau Peraturan Pemerintah (PP) sudah keluar. PP-nya masih di Setneg," ujar dia di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (1/2/2019).

Adapun perusahaan pelat merah yang tergabung dalam holding BUMN Infrastruktur, bersama PT Waskita Karya Tbk adalah PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Yodya Karya Tbk, dan PT Indra Karya. PT Hutama Karya (HK) ditetapkan menjadi perusahaan induk. 

Seluruh saham seri B milik pemerintah di Waskita Karyadialihkan sebagai penyertaan modal negara ke Hutama Karya selaku calon induk usaha. Meskipun begitu, pemerintah tetap punya kontrol atas anggota holding tersebut. 

Lantaran, pemerintah masih memiliki saham seri A dwiwarna (golden share) yang memiliki keistimewaan. Salah satunya ialah mengusulkan direksi atau komisaris.

"Pengendalian langsung akan dilaksanakan melalui kepemilikan 1 saham Seri A Dwiwarna pada Perseroan dan pengendalian secara tidak langsung akan dilaksanakan melalui kepemilikan 100 persen saham pada PT Hutama Karya (Persero) yang akan menjadi pemegang saham Seri B terbanyak pada Perseroan," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya