Wawancara Khusus Dirut MRT Jakarta: Tinggalkan Kendaraan Pribadi, Mari Naik MRT

Proyek MRT Jakarta senilai Rp 16 triliun dibangun untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang luar biasa di Ibukota negara.

oleh NurmayantiSeptian Deny diperbarui 02 Mar 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2019, 10:00 WIB
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Akhirnya Indonesia khususnya DKI Jakarta akan memiliki angkutan massal berjuluk Mass Rapid Transit (MRT). Ini satu kemajuan mengingat negara tetangga Indonesia di ASEAN, sebutlah Malaysia dan Thailand telah lebih dulu memiliki alat transportasi yang mampu mengangkut ribuan orang sekali jalan.

Kabar baiknya, MRT Jakarta direncanakan segera beroperasi pada akhir Maret 2019. Dengan rute Bundaran Hotel Indonesia (HI)- Lebak Bulus, tentu keberadaan MRT sudah sangat dinanti masyarakat.

Proyek senilai Rp 16 triliun ini dibangun untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang luar biasa di Ibukota negara. MRT Jakarta akan dibangun dalam beberapa fase. Fase pertama pembangunannya adalah rute Bundaran HI-Lebak Bulus, didanai melalui pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC), yang kemudian bergabung ke dalam Japan International Cooperation Agency (JICA).

Jelang pengoperasiannya, Tim Liputan6.com berkesempatan mewawancarai Direktur Utama PT Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) William Sabandar di kantornya Wisma Nusantara, Jakarta pada pekan ini.

Bos MRT Jakarta ini mengungkapkan perkembangan terakhir proyek MRT Jakarta hingga rencana pembangunan tahap berikutnya. Ingin tahu detail soal MRT Jakarta, simak dalam wawancara berikut:

Sejauh mana perkembangan pembangunan MRT Jakarta?

Per sekarang kita sudah 99 persen. Kita menuju ke operasi komersial yang direncanakan di minggu akhir Maret. Ancar-ancarnya antara 24-31 Maret 2019.

Sebelum itu, kita akan melakukan yang namanya ujicoba operasi yang sekarang sedang berjalan. Kita akan buka kepada publik pada 12 maret, dan dilakukan secara gratis. Masyarakat akan kita minta untuk mendaftar melalui website MRT Jakarta.

Untuk uji coba, bagaimana cara masyarakat bisa mendaftar?

Sekarang kalau Anda membuka MRT Jakarta ada tulisan ayo ujicoba MRT Jakarta, itu di klik. Pendaftarannya mulai 5 maret akan kita buka. Kita berikan waktu seminggu dan masyarakat silahkan memilih jadwalnya kapan. Mulai dari stasiun mana dan turun di stasiun mana, hanya perlu identitas Anda karena kita belum menggunakan tiket jadi yang kita gunakan adalah registrasi.

Berapa harga tiket MRT Jakarta yang nantinya dikenakan ke masyarakat?

Harga tiket sampai hari ini belum diputuskan karena memang kewenangan untuk menetapkan harga tiket itu tidak ada di MRT Jakarta, tetapi itu diputuskan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan DPRD DKI.

Karena tiket MRT Jakarta itu akan disubsidi, jadi pemerintah memberikan subsidi agar nanti yang dibayar  masyarakat itu nilainya wajar atau nilai dimana masyarakat rela membayar tiket.

Terkait dengan jenis, akan ada dua jenis tiket. Pertama adalah single journey ticket itu sekali digunakan dan tiket itu bisa dikembalikan. Atau yang multiple journey, itu bisa di top up nantinya.

Tapi saat MRT Jakarta mulai beroperasi semua kartu-kartu bank kita juga bisa gunakan. Jadi yang selama ini naik Transjakarta atau pakai KRL atau transportasi lain juga bisa digunakan di MRT.

Apakah MRT Jakarta akan menyiapkan tourist pass juga seperti di Singapura?

Ini pesannya adalah integrasi. Cuma pada saat kita mulai nantinya saat itu masih menerima semua tiket, apa yang bisa masuk, supaya memudahkan masyarakat. Karena kartu yang dipegang masyarakat ini kan kartu yang berbeda-beda sehingga apa yang ingin kita permudah adalah kartu tersebut bisa masuk ke MRT Jakarta.

Tetapi ke depan yang sedang dipikirkan adalah proses integrasi ticketing. Jadi ada satu tiket yang bisa kita gunakan. Pada saat integrasi itu kita bisa berikan fasilitas misalnya e-hari tiket, ada program loyalty, promosi yang bisa kita berikan pada saat integrasi bisa kita lakukan. Pada saat sekarang itu belum bisa karena masing-masing provider dan bank punya program sendiri-sendiri.

 Ada rencana membangun MRT ke kota lain?

Sekarang ini memang masih Jakarta, tetapi Jakarta ini relatif terlambat sebenarnya punya MRT. Penduduk Jakarta sudah sangat banyak, atau sudah ada 11 juta. Kalau Jakarta dan sekitarnya itu sudah 25-30 juta. Tapi kita berharap dalam waktu singkat MRT ini juga bisa masuk ke provinsi lain di sekitar Jakarta, Banten atau Jawa Barat misalnya.

Pada prinsipnya MRT ini siap untuk membantu melihat kemungkinan-kemungkinan di kota mana, dengan skala penduduk yang sudah tinggi yang membutuhkan MRT.

Jadi jangan tunggu kotanya seperti Jakarta baru dibangun MRT, nanti susah. Jadi ada kota-kota yang sudah siap, kami siap bekerja sama untuk memberikan dukungan teknis agar kota-kota tersebut bisa membangun MRT juga.

 

Wapres Kalla Tinjau MRT Jakarta
Wakil Presiden Jusuf Kalla mendengarkan penjelasan Dirut MRT William Sabandar saat meninjau pengoperasian MRT dari Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Rabu (20/2). Jusuf Kalla meninjau sekaligus menjajal rangkaian kereta MRT. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Provinsi yang sudah tertarik membangun MRT?

Yang sudah berkomunikasi dengan kami itu Tanggerang Selatan. Walikotanya sudah melakukan berbagai pendekatan dan kita juga menjajaki berbagai kemungkinan untuk perpanjangan jalur MRT dari Lebak Bulus ke kawasan Tanggerang Selatan.

Kedua, mungkin juga dengan Jawa Barat, karena jalur MRT yang east-west itu juga akan dari Balaraja di Banten sampai ke Cikarang, Jawa Barat. Jadi itu memang masuk dalam kerangka besar kami.

Jadwal operasi MRT?

Pada saat beroperasi normal nantinya MRT akan mulai dari jam 5 pagi, dari Lebak Bulus ke Bundaran HI sekitar 30 menit dan yang akan masuk depo terakhir di jam 12 malam. Jadi kita akan beroperasi 19 jam.

Pada jam sibuk kita akan beroperasi untuk headway sekitar 5 menit. Jadi setiap 5 menit ada kereta. Jadi jam 7 dari Lebak Bulus, pukul 7.30 sudah sampai di Bundaran HI. Dan pukul 7.05 ada lagi dari Lebak Bulus, dan pukul 7.10 ada lagi.

Sekali angkut bisa sampai 1.800-1.900 penumpang. Jadi banyak yang bisa kita angkut. Pada jam-jam tidak sibuk headway-nya kita tingkatkan menjadi setiap 10 menit karena pada saat itu kebutuhan perjalanan tidak setinggi pada rush hour. Pada rush hour pagi sore dan menjelang malam itu 5 menit headway.

Target jumlah penumpang?

Ketika buka di akhir maret itu inginnya 65 ribu penumpang per hari. Kemudian sejalan dengan perkembangan dan integrasinya sudah mulai bagus kita harapkan sampai dengan 130 ribu penumpang per hari. Itu cukup banyak. Dan itu jumlah yang memindahkan orang 130 ribu orang per hari secara signifikan akan bisa mulai mengatasi penurunan kendaraan yang masuk ke kota dari arah selatan.

Berapa subsidi tiket yang akan diberikan Pemerintah Provinsi DKI?

Saya belum bisa mengumumkan sekarang karena itu wilayah dari Pemerintah Provinsi.

Apakah sudah ada sosialiasi soal MRT di masyarakat?

Sejauh ini sosialisasi kita melalui website, media sosial, dan kampanye yang kita lakukan. Kita juga sudah melibatkan publik, mengundang secara terbatas masyarakat untuk mencoba MRT Jakarta, yang sebenarnya ini upaya kita untuk memperkenalkan lebih awal cara dan tata krama menggunakan MRT Jakarta.

Saya berharap dari masyarakat yang sudah mencoba menggunakan MRT Jakarta akan membantu menyosialisasikan. Tapi upaya sosialisasi ini harus kita lakukan terus menerus.

Jadi pada saat kita mulai beroperasi seluruh staf kita, perangkat-perangkat di stasiun dan kita bekerja sama dengan beberapa kelompok masyarakat untuk membantu menyosialisasikan penggunaan MRT Jakarta ini secara aman nyaman ramah dan berbudaya. Itu yang kita harapkan.

Fasilitas yang bisa dirasakan masyarakat di stasiun MRT?

Jangan ragu, kalau Anda berada di bawah tanah pasti wifi tetap on. Kita punya fasilitas itu. Jadi internet masih bisa dilakukan, Free. Kita memberikan fasilitas wifi.

Kedua, ada coffeeshop, ada ATM, vending machine ticket, ada ritel lain seperti tempat jajanan, food and beverage, fashion, minimart. Itu ada di masing-masing stasiun. Kita punya 13 stasiun dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI ada.

Memang unik, jadi di MRT ini kita memang jaga kebersihan. Jadi di bawah Anda tidak akan temukan tempat sampah, karena kita berharap masyarakat benar-benar meng-educate dirinya untuk menjaga kebersihan stasiun.

Tidak diperkenankan untuk makan dan minum di dalam stasiun. Tapi keluar dari stasiun, silahkan makan dan minum. Makanan-makanan yang dibawah itu bukan makanan yang dimasak karena di dalam stasiun tidak bisa masak jadi paket-paket yang disiapkan ini yang grab and go, makannya nanti di tempat lain. Tapi fasilitas-fasilitas itu ada di stasiun kita.

Apa saja larangan bagi masyarakat saat di MRT?

Yang pertama pasti duren jangan dibawa, no pets karena itu area publik, dilarang makan dan minum. Sepeda diizinkan tetapi yang lipat. Dilarang berbicara bising.

Kemudian menghargai orang-orang yang berkebutuhan khusus seperti penyandang disabilitas, orang yang lebih tua, anak-anak. Ada area khusus yang disiapkan untuk mereka. Tolong perhatikan budaya antre, ini yang kita dorong supaya nyaman.

 

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar (Liputan6.com/Johan Tallo)

Adakah rencana MRT membantu UMKM?

Kita memang ingin merangsang tumbuhnya ekonomi lokal‎. Jadi memang di beberapa stasiun kita yang diperuntukkan untuk usaha kecil dan menengah, ini kita kurasi.

Kita bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif untuk menghadirkan teman-teman kita dari UMKM dan kemudian mereka diseleksi. Tetapi bukan yang besar, karena kalau yang besar yang sudah memiliki beberapa outlet di mal ya tidak bisa.

Ini yang benar-benar kecil yang ingin kita kembangkan supaya nanti mereka bisa berkembang dan bisa hadir di pusat perbelanjaan. Di sisi lain, yang besarnya ada juga dan berkompetisi secara normal. Ada brand-brand besar yang memang kita undang dan berkompetisi untuk mengisi kawasan MRT.

Seberapa besar harga sewa untuk UMKM?

Akan dibuat sangat minimal.

Sejauh mana perkembangan pembangunan MRT fase II?

Jadi pembangunan fase II ini sudah mulai kita proses. Fase II ini dimulai dari titik akhir bundaran HI, kemudian ke Sarinah, Monas, Harmoni sampai ke Kota. Itu ada 8 stasiun. Kita mulai tahun ini. Proses pengadaannya juga sudah mulai.

Dan kita berharap kalau ontime mulai tahun ini, di 2024 sudah mulai bisa menikmati layanan di fase II. Jadi dari selatan di Lebak Bulus sampai ke Kota atau Ancol akan terhubung kira-kira sepanjang 25 km.

Rute mana lagi yang akan dibangun MRT?

Selain utara selatan, kemudian juga timur-barat yang nanti akan berpotongan di Sarinah. Jadi timur-barat itu mulai dari Kalideres, kemudian kawasan di Cengkareng, ke Kembangan, masuk ke arah Sarinah. Kemudian berinteraksi sampai ke timur itu di ujung Menteng, kawasan Pulomas, itu potensi yang akan kita kembangkan untuk East-West.

Untuk yang rute ke Pondok Cabe?

Itu bagian dari Tangerang Selatan. Itu akan kita dorong dengan pendekatan kemitraan pemerintahan dan badan usaha. Jadi tidak oleh pemerintah, tetapi kita akan mendorong keterlibatan pihak swasta mulai dari Lebak Bulus ke selatan, melewati Ciputat, Pamulang sampai ke Pondok Cabe.

Apa pesan untuk masyarakat yang tak lama lagi bisa menggunakan MRT?

Terima kasih masyarakat, mari kita sambut kehadiran MRT Jakarta pada akhir Maret 2019 yang akan mulai beroperasi. Saya mengundang semua masyarakat untuk menggunakan MRT Jakarta, menjaga kenyamanan dan keamanan.

Merawat seluruh fasilitas yang dipunyai, dan Anda yang masih menggunakan kendaraan pribadi mari ramai-ramai tinggalkan kendaraan pribadi Anda di rumah atau di tempat-tempat parkir di luar kota Jakarta, dan masuk ke Jakarta naik MRT Jakarta.

 

Simak wawancara lengkapnya di sini:

 

 

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya