Liputan6.com, Jakarta Perusahaan asuransi memiliki berbagai strategi untuk mendukung kinerjanya. Seperti PT AIA Financial yang meluncurkan AIA Big Bang pada Jumat (15/3/2019) ini di AIA Central Jakarta. AIA Big Bang akan menjadi pusat pengembangan dan rekrutmen agen baru.
Presiden Direktur PT AIA Financial Ben Ng mengatakan, pihaknya ingin tenaga pemasar AIA memiliki standar tinggi dalam profesionalisme dan kualitas yang akan terus dikembangkan lewat adanya Big Bang. Sebab tenaga pemasar merupakan ujung tombak dari perusahaan.
Advertisement
Baca Juga
"Kami akan terus mendukung pengembangan tenaga pemasar dengan memberikan program pelatihan berkualitas, perekrutan sumber daya terbaik yang berkelanjutan dan melengkapi tenaga pemasar dengan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas lewat peluncuran Big Bang ini," ujarnya di Jakarta, Jumat (15/3/2019).
MDRT diketahui merupakan standar tertinggi dalam industri asuransi dan layanan keuangan yang diakui secara internasional. AIA Indonesia memiliki jumlah agen MDRT sebanyak 400 orang sejak IPOnya di tahun 2011 lalu.
Diharapkan, kehadiran AIA Big Bang dapat menjadi wadah bagi para agen asuransi AIA untuk meningkatkan kualitas diri lewat forum dan pelatihan rutin dengan konsep yang modern.
OJK Targetkan Industri Asuransi Tumbuh 15 Persen di 2019
Sebelumnya, pertumbuhan industri asuransi mengalami perlambatan dari tahun ke tahun. Biasanya, industri asuransi jiwa dan asuransi umum mampu tumbuh hingga di atas 10 persen atau double digit setiap tahun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pertumbuhan total premi industri asuransi, di 2018 hanya mampu mencapai angka 9 persen. Padahal di tahun-tahun sebelumnya angka pertumbuhan selalu double digit.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dept Pengawasan IKNB 2A OJK, Ahmad Nasrullah dalam sebuah acara diskusi bertajuk "Prospek Bisnis IKNB 2019, Peluang dan Risiko di Tahun Menantang" di JW Marriott Hotel, Jakarta, pada Selasa 12 Maret 2019.
BACA JUGA
Kendati demikian dia yakin di tahun ini industri asuransi mampu bangkit kembali. “Tahun ini, targetnya double digit, 12 persen-15 persen,” kata dia.
Sementara itu,melemahnya pertumuhan asuransi terutama di tahun 2018 diakibatkan oleh kondisi ekonomi global yang penuh gejolak. Kondisi tersebut sangat berpangaruh terhadap dunia bisnis, termasuk asuransi.
Dia berharap, hal tersebut dapat menjadi perhatian seluruh pelaku bisnis agar dapat melakukan suatu perbaikan atau inovasi. Sebab tahun ini asuransi memiliki peluang cukup bagus untuk meningkatkan pertumbuhannya. “Industri asuransi masih potensial tumbuh ke depan,” dia menambahkan.
Advertisement