Survei SMRC: Masyarakat Puas dengan Ketersediaan Pekerjaan di Era Jokowi

Masyarakat menilai tren penyediaan lapangan kerja cenderung meningkat. Sedangkan yang menyatakan semakin buruk trennya cenderung menurun.

oleh Septian DenyAyu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 17 Mar 2019, 16:05 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2019, 16:05 WIB
Ilustrasi pekerjaan.
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung dan jalan di Jakarta. (Merdeka.com/Imam Buhori)
Liputan6.com, Jakarta Hasil survei yang digelar lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting menyatakan masyarakat puas dengan capaian pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) atas sejumlah indikator ekonomi. Contohnya dalam hal penyediaan lapangan kerja dan pengendalian nilai tukar rupiah.
 
Dalam survei tersebut, masyarakat menilai tren penyediaan lapangan kerja cenderung meningkat. Sedangkan yang menyatakan semakin buruk trennya cenderung menurun.
 
"Publik nasional juga merasakan soal lapangan kerja, pengangguran, pemerataan, dan kemiskinan semakin tertanggulangi hingga yang menilai keadaannya membaik lebih besar dari yang menilai sebaliknya," mengutip penjelasan hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting, Minggu (17/3/2019).
 
Selain itu, pemerintah juga dinilai mampu menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil di tengah kondisi ekonomi global yang penuh dengan tantangan.
 
"Secara khusus tentang kemampuan pemerintah mengendalikan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) juga cenderung makin positif, dari yang tadinya negatif, yang mengatakan bahwa pemerintah semakin baik dalam menjaga stabilitas kurs tersebut hanya 21 persen pada September 2018, lalu naik menjadi 31 persen pada Februari 2019. Yang mengatakan sebaliknya turun dari 29 persen ke 17 persen pada periode yang sama," ungkap survei tersebut. 
 
Namun yang masih harus dievaluasi yaitu soal ‎ kebutuhan pokok (sembako). Sebab dalam survei tersebut, yang merasakan sekarang lebih berat jumlahnya lebih banyak dari yang mengatakan sebaliknya.
 
Meski demikian, secara tren semakin positif bahkan pada survei terakhir, yang menyatakan lebih ringan lebih tinggi dari yang mengatakan lebih berat.
 
‎"Sementara untuk sektor-sektor sosial-ekonomi dan keamanan yang lain semuanya positif: dari kesehatan, penanggulangan narkoba, ancaman teroris hingga pembangunan infrastruktur dan pengendalian nilai tukar rupiah terhadap US Dolar," tandas survei tersebut.

Sandiaga Uno Bakal Lebih Banyak Cerita Pengalaman Saat Debat Cawapres

Gaya Pidato Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi Usai Dapat Nomor Urut
Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) memberikan pidato usai mengambil nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan nomor urut 02. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi memastikan kesiapan Sandiaga Uno untuk menghadapi debat yang akan diselenggarakan, Minggu 17 Maret Besok. Sandiaga nantinya akan beradu argumen dengan calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin. Keduanya akan berdebat seputar tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.

Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Lendo Novo, mengatakan cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno akan lebih banyak menggunakan cara bercerita dalam debat nanti.

"Dia akan lebih banyak bercerita. Tapi dia akan sangat tajam menjelaskan kepada publik apa yang dia ingin sampaikan. Sehingga terjadi kontras. Ketika pak kyai ngomong A dia B. Itu namanya debat," kata dia, saat ditemui, dalam diskusi, di Menteng, Jakarta, Sabtu (16/3/2019).

Cerita yang bakal disampaikan Sandiaga Uno tidak lain berdasarkan pengalaman kesehariannya, terutama dalam membangun bisnis.

"Dia punya pengalaman jadi pengusaha, dia pernah dibina seniornya, dibantu Pemerintah, dia tahu persis. Kalau mau jadi seperti saya ada caranya," ujarnya.

Terkait isu tenaga kerja, kata dia, Sandi akan memberikan membeberkan langkah-langkah konkret yang akan dijalankan jika terpilih nanti.

"Pak Sandiaga Uno itu langsung konkret bikin OK OCE, ciptakan lapangan kerja, dorong semua orang jadi pengusaha. Udah nggak ada lagi isu-isu pra kerja. Orang langsung kerja sama langsung usaha," urai Lendo.

"Langsung saja bikin ekosistem bisnis. Semua orang setelah kuliah langsung nyemplung ke situ. Bisa kerja bisnis itu saja. Kan tugas pemerintah mendampingi orang menjadi pengusaha, kita dampingi," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya