Hari Buku Sedunia, Ini Perjuangan Inspiratif 3 Novelis Sukses

Pada Hari Buku Dunia, berikut tiga novelis yang membuktikan tekad mereka menuju keberhasilan meski terhadang kemiskinan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Apr 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 18:00 WIB
Anak membaca buku (iStock)
Ilustrasi anak membaca buku (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Buku Sedunia menjadi alasan manis bagi para pecinta buku untuk menunjukan bacaan mereka di media sosial.Industri buku pun berubah, ada pembaca yang "hijrah" ke e-book, ada yang masih betah membeli buku konvensional, ada pula yang suka keduanya.

Buku tidak hanya membuka jendela jiwa dan wawasan lewat kisah yang mereka sajikan. Pada Hari Buku Sedunia, perjuangan karier para penulisnya pun menarik untuk disimak.

Salah satunya penulis buku Harry Potter yaitu J.K Rowling. J.K. Rowling diketahui menanggung beban ekonomi yang berat sebelum Harry Potter terbit. Ia bahkan sempat berpikir untuk bunuh diri akibat kesulitan ekonomi sebagai seorang single mother.

Rowling tidak sendiri, ada penulis lain yang harus mengemban kemiskinan tapi tidak menyerah dan berhasil sukses.

Siapa saja mereka? Untuk mengingat Hari Buku Sedunia, berikut kisah tiga penulis yang dulunya hidup miskin dan berhasil sukses.

3. Stephen King: Nyaris Membuang Naskah

[Bintang] Stephen King
Stephen King pun ikut di-block oleh Donald Trump do. Stephen pun menuliskan bahwa d irinya tak akan membiarkan Trump menonton filmnya yakni IT atau MR. MERCEDES.(Rolling Stone)

Karya populer: It, The Shining, Carrie

Pendidikan: Universitas Maine (Sastra Inggris)

Stephen King tergolong penulis yang aktif merilis buku baru. Jumlah bukunya sudah mencapai 200 buku dan banyak diangkat ke layar perak.

King lahir pada 1947 di Portland, Maine. Pada 1947,  keluarga King tergolong miskin. The Guardian menyebut, sebelum jadi penulis, ia pernah jadi tukang bersih-bersih, pegawai laundry, dan guru.

Ketika bekerja sebagai guru dan pegawai laundry, King mengirim naskah berjudul Carrie di ke para penerbit. Namun, buku itu ditolak 30 penerbit dan King hampir membuang naskah itu tempat sampah.

Sama seperti kasus Vladimir Nabokov yang nyaris membuang naskah Lolita tapi dicegah istrinya, naskah Carrie juga batal dibuang King berkat intervensi sang istri.

Carrie berhasil rilis pada 1974 dan menjadi bestseller. Karya itu mengantar King sebagai salah satu penulis paling sukses di dunia hingga saat ini.

2. J. K. Rowling: Hobi Beramal

[Bintang] J.K Rowling
Banyak yang mengharapkan pihak produksi akan mengganti pemeran Grindelwald tersebut namun J.K Rowling miliki pemikirannya sendiri (PopSugar)

Karya populer: serial Harry Potter

Pendidikan: Universitas Exeter (Sastra Prancis)

Penulis kelahiran Skotlandia ini tidak segan berbagi kisah kesulitan ekonomi yang dulu ia hadapi. Rowling menegaskan, kemiskinan tidaklah indah dan tak perlu diromantisasi.

Harry Potter pernah 12 kali ditolak penerbit hingga akhirnya terbit pada 1997 dan menjadi fenomena sastra dunia.

Setelah sukses, J. K. Rowling tidak melupakan kemiskinan yang ia rasakan. Sang penulis terkenal hobi menyumbangkan hartanya ke badan amal. Pada 2012, nama J. K. Rowling sampai keluar dari daftar miliarder Forbes karena ia banyak beramal, yaitu 16 persen kekayaannya.

The Telegraph mencatat Rowling, orang yang memiliki rezeki lebih mempunyai tanggung jawab moral untuk menyumbangkan harta berlebih itu dengan cara yang tepat.

 

1. Anna Burns: Simbol Harapan

Anna Burns, penulis novel Milkman
Anna Burns, penulis novel Milkman. Dok: Man Booker

Karya populer: Milkman

Pendidikan: Queen Mary, Universitas London (Sastra Rusia) - drop out

Kisah Anna Burns pantas disebut bagaikan dongeng. Dari berbagai kesulitan finansial yang ia hadapi, wanita Irlandia ini berhasil meraih penghargaan sastra Man Booker pada 2018.

Pada halaman persembahan di novel Milkman, Burns berterima kasih pada badan amal dan bank makanan yang membantunya selama ini. Uang yang ia menangkan pun dipakai membayar utang.

The Guardian mencatat kemenangan Anna Burns memberi harapan bagi para seniman muda. Meski para seniman muda tak punya koneksi atau tidak pergi ke universitas kelas atas, tetapi mereka tetap bisa menghasilkan karya berkualitas.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya