Ke Beijing, Kepala BKPM Paparkan Fokus Kerjasama Ekonomi dengan China

Kepala BKPM saat ini tengah menghadir 2nd Belt and Road Forum 2019 di Beijing yang berlangsung pada 25-27 April 2019

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Apr 2019, 14:02 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2019, 14:02 WIB
Menkominfo, Kepala BKPM dan Ketua Dewan Komisioner OJK Diskusi Investasi Unicorn
Kepala BKPM Thomas Lembong saat diskusi FMB 9 bertajuk 'Investasi Unicorn untuk Siapa?', Jakarta, Selasa (26/2). Sejalan dengan hal tersebut pemerintah juga berusaha untuk menarik dan memfasilitasi para investor. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ini sedang menjalankan misi ekonomi dengan menghadiri 2nd Belt and Road Forum 2019 di Beijing. Dalam salah satu acaranya Kepala BKPM Thomas Lembong menjadipembicara pada Thematic Forum dengan judul ‘Economic and Trade Cooperation Zone Promotion’.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKPM Thomas Lembong menyampaikan perkembangan dan kontribusi ASEAN bagi perekonomian dunia. Beliau juga menyampaikan fokus kerjasama Indonesia dan Tiongkok pada tiga daearah yakni Sumatera Utara, Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara. Seiring berjalannya waktu, koridor tersebut menjadi 3+1 dengan ditambahnya Bali.

Dia menyampaikan bahwa pemilihan tiga daerah tersebut didasarkan pada lokasi dan potensi yang menjadi kekuatan daerah tersebut.

“Sumatera Utara adalah logistic hub terbaik karena berada di Selat Malaka, Kalimantan Utara terkenal akan world-class hydro power resources. Khusus untuk SulawesiUtara, jumlah wisatawan asal Tiongkok per tahun yang semula 12.000 di tahun 2014 menjadi 180.000 ditahun 2018. Hal ini mendorong ekonomi, khususnya industri pariwisata dan pembukaan lapangan pekerjaan serta jasa-jasapendukungnya,” ujar dia dalam keterangannya, Jumat (26/4/2019).

Saksikan video terkait di bawah ini

Tantangan Belt and Road

Prediksi BI Soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mendatang tidak jauh berbeda dari tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala BKPM juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan kerjasama Belt and Road akan menghadapi beberapa kesulitan. Namun dibalik kesulitan tersebut, kerjasama ini tetap penting dijalankan dalam menghadirkan sumber baru bagi perkembangan ekonomi dunia.

“Kerjasama Belt and Road adalah kerjasama yang ambisius dan kompleks. Namun dibalik itu semua,dapat berpotensi menjadi tujuan mulia untuk ekonomi dunia melalui pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan, menghubungkan pelaku ekonomi dunia yang akan berdampak pada peningkatan perdagangan pariwisata dan investasi negara-negara berkembang,” tambahnya.

Thomas juga mengajak para peserta yang hadir, yang mayoritas merupakan pimpinan politik dan teknokrat, untuk menyadari kewajiban moral, serta menyukseskan Belt and Road Initiative di masing-masing negara, regional dan dunia.

BKPM: Investasi Penyumbang Lapangan Kerja yang Signifikan

BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,4 Persen di 2019
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Bank Indonesia (BI) optimistis ekonomi Indonesia akan lebih baik di tahun 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, investasi asing di dalam negeri mayoritas dinikmati masyarakat Indonesia.

Kepala BKPM, Thomas Lembong mengatakan, ada investasi membawa dampak terciptanya lapangan kerja, bahkan sudah ada 10 juta lapangan kerja yang dibuka.

"Investasi ini juga salah satu penyumbang lapangan kerja yang sangat signifikan," kata Thomas di lokasi debat Capres dan Cawapres, Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). 

Thomas memastikan, mayoritas investasi asing yang ditanamkan selama ini pun dinikmati dalam negeri. Sedangkan keuntungan yang dibawa ke luar negeri hanya sebagian kecil.

"Begini, pada dasarnya dari USD 100 investasi yang masuk, katakanlah begitu. Biasanya hanya USD 5 dalam bentuk dividen yang keluar jadi sementara USD 100 itu tetap di dalam," tutur dia.

Dia menegaskan, segala bentuk modal akan tetap di dalam negeri. "Saya kira sangat jelas modal yang masuk, terutama yang berupa investasi tetap memang yang sifatnya tetap di dalam negeri," ujar dia.

Thomas pun menyebutkan, beberapa sektor yang telah ditanami modal asing adalah hotel, industri dan infrastruktur. Keberadaan investasi tersebut mayoritas dinikmati masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya