Awal Puasa, Rupiah Melemah ke Posisi 14.308 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari pertama puasa, Senin (6/5/2019).

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Mei 2019, 12:02 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2019, 12:02 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller menunjukkan uang dolar dan rupiah di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari pertama puasa, Senin (6/5/2019).

Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah 26 poin atau 0,18 persen ke posisi 14.308 per dolar AS pada Senin 6 Mei 2019 dari periode Jumat 3 Mei 2019 di kisaran 14.282 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat Rp 140 ke posisi 14.125 per dolar AS dari penutupan pekan lalu di kisaran 14.265 per dolar AS.

Pada Senin siang, rupiah melemah 0,46 persen ke posisi 14.331 per dolar AS. Rupiah pun bergerak di kisaran 14.125-14.331 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsi menuturkan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS terjadi seiring Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memberlakukan kenaikan tarif pada pekan ini.

"Perjanjian dagang antara AS-China yang sudah berlangsung sejak pertengahan Februari lalu dinilai Presiden AS Trump sebagai sangat lambat kemajuannya, dan ia kembali mengancam China untuk memberlakukan tarif impor terhadap barang-barang impor dari China senilai USD 200 miliar mulai pekan depan," kata dia seperti dikutip dari laman Antara, Senin pekan ini.

Ancaman terhadap China itu, merupakan upaya Trump untuk menekan segera terealisasinya perjanjian dagang itu. Trump menyebutkan, ada upaya China untuk menarik beberapa kesepakata sebelumnya dan melakukan renegosiasi.

"Kendati ancaman ini sebagai upaya Trump memaksa China untuk segera sepakat, namun pasar merespons negatif pernyataan Trump tersebut," ujar dia.

Mata uang Asia mayoritas melemah terhadap dolar AS. Yuan melemah 0,97 persen, dolar Hong Kong 0,01 persen, Won 0,72 persen, dolar Singapura 0,35 persen dan Baht 0,19 persen. Sedangkan menguat terhadap dolar AS 0,54 persen.

Lana prediksi, rupiah masih berpotensi menguat menuju kisaran antara Rp 14.240 per dolar AS-Rp 14.260 per dolar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Nilai Tukar Rupiah pada Pekan Kemarin

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung melemah menyambut akhir pekan.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Jumat 3 Mei 2019, rupiahmelemah 37 poin atau 0,25 persen ke posisi 14.282 per dolar AS dari periode 2 Mei 2019 di kisaran 14.245 per dolar AS.

Demikian juga berdasarkan data Bloomberg. Rupiah melemah 0,20 persen ke posisi 14.280 per dolar AS pada Jumat siang ini. Pada awal pembukaan, rupiah melemah 14 poin ke posisi 14.265 per dolar AS dari penutupan perdagangan Kamis kemarin 14.251 per dolar AS. Rupiah bergerak di kisaran 14.265-14.286 per dolar AS.

"Pagi ini mata uang kuat Asia utama, yen dan dolar Hong Kong dibuka melemah terhadap dolar AS yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah," ujar Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, seperti dikutip dari laman Antara, Jumat pekan ini.

Dari eksternal, bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve masih pertahankan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) 30 April-1 Mei 2019 lalu pada level 2,25 persen-2,5 persen di tengah data ekonomi AS yang kembali solid.

Angka pertumbuhan ekonomi kuartal I 2019 tercatat 3,2 persen (tahun ke tahun) dengan angka ketenagakerjaan yang masih menguat.

Sentimen konsumen AS pada April direvisi lebih tinggi, mengkonfirmasi pengeluaran konsumen AS yang mencatatkan angka tertingginya selama 9,5 tahun terakhir. Indeks manufaktur dari the Markit juga naik, walaupun survei ISM mencatat aktivitas pabrik tumbuh terendah dalam 2,5 tahun terakhir.

"The Fed memberikan sinyal bersabar untuk kebijakan selanjutnya, menunggu perkembangan data-data. Sebelumnya The Fed dalam notulensi untuk FOMC Maret menyebutkan, tahun ini the Fed tidak menaikkan suku bunganya," kata dia.

Ia prediksi, nilai tukar rupiah akan bergerak melemah menuju kisaran Rp 14.260 per dolar AS-Rp 14.280 per dolar AS.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya