Harga Emas Semakin Mengkilap Usai China Pukul Balik AS

Harga emas telah tertinggal lebih awal, tetapi pengumuman tarif China memberi tekanan lebih besar pada pasar saham.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Mei 2019, 06:46 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2019, 06:46 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik dan berada di jalur penguatan terbaik dalam tiga bulan pada perdagangan Senin. Penguatan harga emas ini terjadi karena investor mencari tempat lindung nilai (safe haven) dari gejolak pasar yang dipicu oleh pengumuman China bahwa mereka akan membalas AS.

Mengutip CNBC, Selasa (14/5/2019), harga emas di pasar spot naik 1,1 persen menjadi USD 1.299,30 per ounce, setelah mencapai USD 1,301,10 per ounce, tertinggi sejak 11 April.

Harga logam mulia ini berada di jalur untuk menandai kenaikan persentase satu hari terbesar sejak 19 Februari.

Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 1,1 persen lebih tinggi pada USD 1.301,80 per ounce.

"Kami melihat bahwa saat ini investor tengah mencari tempat aman setelah adanya gangguan dalam pembicaraan perdagangan dan China berbicara tentang pembalasan," kata analis komoditas senior RJO Futures, Phillip Streible.

"Risiko geopolitik meningkat, ketegangan perdagangan meningkat, dolar AS turun dan ekuitas benar-benar di bawah tekanan. Semua faktor ini meningkatkan harga emas sekarang." ia menambahkan.

China mengatakan pada Senin bahwa mereka akan menaikkan tarif pada sejumlah barang AS, menyerang kembali dalam perang dagang dengan Washington tak lama setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkannya untuk tidak membalas.

Langkah ini membebani pasar ekuitas di seluruh dunia dan mendorong imbal hasil Treasury AS yang lebih panjang ke level terendah enam minggu.

Indeks dolar AS juga jatuh ke palung terdalam dalam tiga pekan sehingga membuat harga emas lebih murah bagi investor yang melakukan transaksi dengan mata uang di luar dolar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sempat Tertekan

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Harga emas sebelumnya sempat mencapai USD 1.281,35 per ounce yang merupakan level terendah dalam satu sesi perdagangan karena meningkatnya kekhawatiran perdagangan membebani yuan sehingga mengurangi permintaan pembelian emas terbesar di dunia yaitu Cina.

Mata uang Tiongkok turun ke level terendah terhadap dolar AS sejak Desember.

"Emas telah tertinggal lebih awal, tetapi pengumuman tarif China memberi tekanan lebih besar pada ekuitas," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam mulia dan dasar di BMO.

"Jadi ini adalah pembelian spekulatif berdasarkan pada stok yang lebih rendah dan hasil yang lebih rendah dengan terobosan teknis pada momentum kenaikan naik." tutur dia.

Di sisi investasi, spekulan menaikkan posisi net-long dalam emas di pekan yang berakhir 7 Mei.

 

Logam Mulia lain

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Logam mulia lainnya, perak naik 0,1 persen ke level USD 14,77 per ounce.

Platinum turun 1,5 persen menjadi USD 847,90 per ounce, sementara paladium turun 2,5persen menjadi USD 1.323,51 oer ounce.

Palladium akan mempersempit defisitnya pada tahun 2019 dibandingkan dengan tahun lalu, sementara surplus platinum terlihat hampir dua kali lipat, kata kelompok riset Metals Focus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya