Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Selasa ini, hampir menembus level 14.500 per dolar AS. Penyebab pelemahan rupiah tersebut adalah sentimen dari perang dagang.
Mengutip Bloomberg, Selasa (14/5/2019), rupiah dibuka di angka 14.425 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.423 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus tertekan hingga ke angka 14.455 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.425 per dolar AS hingga 14.455 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah telah melemah 0,45 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.444 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.362 per dolar AS.
Baca Juga
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, saling mengancam dan membalas antara AS dan China membuat sentimen negatif pasar global seiring dengan ketidakpastian yang meningkat.
"Konflik dagang ini akan membuat volume perdagangan dunia turun dan melambatnya ekonomi global," ujar Lana dikutip dari Antara.
Pasca gagalnya kesepakatan dagang antara AS-China dan mulai efektifnya tarif baru dari AS sebesar 25 persen atas barang-barang impor China senilai USD 200 miliar pada Jumat pekan lalu, China melakukan pernyataan pembalasan akan mengenakan kenaikan tarif terhadap barang-barang impor dari AS senilai USD 60 miliar pada 1 Juni 2019.
Presiden Trump nampaknya tidak suka dengan pembalasan ini dan mengancam China akan memperberat dengan mengenakan tarif pada seluruh barang-barang impor China dengan total lebih dari USD 350 miliar. Kendati tarif sudah diberlakukan namun negosiasi dikabarkan masih berlanjut.
Lana memprediksi, pada hari ini rupiah masih berpotensi menguat di kisaran 14.400 per dolar AS sampai 14.420 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
China Dongkrak Tarif Impor Produk AS Mulai 1 Juni
 China membalas langkah Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya menaikkan tarif impor produk China.
Hal itu menimbulkan ketegangan perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar tersebut.
Pemerintahan China menyatakan akan menaikkan tarif impor produk AS senilai USD 60 miliar atau sekitar Rp 866,11 triliun (asumsi kurs Rp 14.435 per dolar AS) mulai 1 Juni 2019.
Pemerintahan China akan menaikkan tarif barang AS lebih dari 5.000 produk. Kenaikan tarif mencapai 25 persen. Adapun sejumlah produk lainnya akan naik menjadi 20 persen. Tarif ini naik dari sebelumnya 5 persen hingga 10 persen.Â
BACA JUGA
Langkah ini ikuti AS yang Jumat pekan lalu menaikkan tarif impor produk China senilai USD 200 miliar. Tarif tersebut naik dari 10 persen menjadi 25 persen.
Pemerintahan AS bergerak meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan China setelah berbulan-bulan gagal hasilkan terobosan dalam negoisasi perdagangan.
Langkah China tersebut berdampak terhadap pergerakan bursa saham AS. Indeks saham utama AS dibuka melemah dua persen pada pembukaan perdagangan saham seiring ketegangan perang dagang antara China dan AS.
Update
Indeks saham Dow Jones anjlok 650 poin. Sektor saham teknologi melemah 3,4 persen sehingga mendorong indeks saham S&P 500 susut 2,5 persen. Indeks saham Nasdaq terpangkas 3,3 persen.
Selain itu, perang dagang antara AS dan China ini berdampak terhadap petani di AS. Demikian mengutip laman CNBC, Senin (13/5/2019).
Usai meningkatkan tarif impor produk China pada Jumat pekan lalu, pemerintahan AS mengatakan, kalau pemerintahan China mundur dari perjanjian perdagangan yang berkembang.
Kedua belah pihak tidak dapat mencapai kesepakatan pada pertemuan pekan lalu di Washington, AS.
Trump yang mengeluh soal pencurian kekayaan intelektual, transfer teknologi paksa, dan defisit perdagangan mendorong China untuk membuat kesepakatan menjelang pembalasannya pada Senin pagi waktu setempat.
Dalam akun media sosial, Trump mengunggah status kalau tarif itu "sangat buruk bagi China". Ia menuturkan, China seharusnya tidak membalas karena hanya akan menjadi lebih buruk. "Anda memiliki banyak hal, hampir selesai, dan Anda mundur," tulis Trump mengenai China dan Presiden China Xi Jinping.
Advertisement