Inggris Lirik Bangun Jalur Kereta Api di Bali

Mayoritas Inggris melirik proyek-proyek kereta api yang akan dibangun pemerintah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Jun 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2019, 10:30 WIB
Ilustrasi – Kereta Api. (Foto: Liputan6.com/KAI Daop 5 Purwokerto/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Kereta Api. (Foto: Liputan6.com/KAI Daop 5 Purwokerto/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menggelar pertemuan tertutup dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik di kantornya pada Selasa sore, 11 Juni 2019.

Banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut, termasuk peluang Inggris untuk bisa berinvestasi di Indonesia. Mayoritas Inggris melirik proyek-proyek kereta api yang akan dibangun pemerintah.

"Tercatat reaktivasi kereta Bandung-Ciwidey, kereta dalam kota Jakarta Surabaya, bandara-bandara hingga pelabuhan menjadi target. Kereta di Bali yang jarang dilirik investor menjadi bahasan intensif," kata Budi Karya seperti dikutip Liputan6.com dari akun Instagramnya, Rabu (12/6/2019).

Peluang investasi ini bisa dilakukan Inggris baik secara langsung atau tidak langsung, seperti dengan menyediakan plafon pinjaman lunak untuk bisa menjadi sumber pendanaan proyek tersebut.

Untuk pinjaman lunak, setidaknya Inggris menawarkan alokasi hingga Rp 55 triliun dengan lokal konten bisa mencapai 80 persen.

Sebagai negara yang lebih maju, saat ini Inggris bisa menjadi contoh bagaimana pengembangan sistem transportasi di Indonesia ke depannya.

"Harapannya dengan adanya kerjasama kedua negara ini, bisa mempercepat perkembangan dan pembangunan berbagai sektor transportasi di Indonesia," pungkas Budi Karya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jumlah Penumpang Kereta Naik 10 Persen Selama Libur Lebaran 2019

Arus Balik di Stasiun Pasar Senen
Pemudik berjalan menuju pintu kedatangan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (8/6/2019). Volume penumpang arus balik melalui moda transportasi kereta api di stasiun Stasiun Senen mengalami lonjakan pada H+3 Lebaran. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, kenaikan jumlah penumpang kereta api (KA) menembus angka 10 persen pada masa angkutan Lebaran 2019.

Vice Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edy Kuswoyo menyebutkan, berdasarkan pantauan pada Selasa pagi ini, terjadi peningkatan jumlah penumpang kereta api secara kumulatif sebesar 10 persen sejak H-10 sampai dengan H+4 Lebaran. Rinciannya, 4.821.876 penumpang pada 2019 dan 4.384.101 penumpang pada 2018.

KAI sudah mengantisipasi adanya peningkatan ini dengan menjalankan 406 perjalanan kereta api, dengan rincian 356 kereta reguler dan 50 kereta tambahan.

Meski demikian, kata dia, masih terlihat penumpang yang akan mudik ke kampung halaman karena harus bekerja pada saat Lebaran dan yang akan bepergian untuk menikmati masa libur sekolah.

Hal ini terlihat dengan masih ramainya stasiun di wilayah DKI Jakarta seperti Gambir dan Pasar Senen yang akan berangkat ke Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Untuk itu, ia mengingatkan para penumpang kereta api agar memerhatikan jadwal yang tertera pada tiket sehingga tidak sampai tertinggal kereta.

Selain itu, agar para penumpang tidak membawa barang berlebihan yang dapat menganggu kenyaman penumpang lainnya baik saat di Stasiun dan di dalam kereta.

"Demi memastikan kelancaran penumpang saat berada di stasiun, KAI sudah mengantisipasinya dengan menambah petugas posko stasiun baik dari internal KAI, relawan, personel TNI/Polri, Pramuka, komunitas, dan lainnya," ujar Edy Kuswoyo dikutip dari Antara, Selasa (11/6/2019).

Ia berharap para penumpang kereta apidapat kembali ke kota asal dengan aman dan nyaman saat berada dalam perjalanan kereta api.

"Semoga perjalanan Anda menyenangkan, dan terima kasih telah menggunakan kereta api sebagai moda transportasi pilihan Anda untuk arus mudik dan balik Lebaran tahun ini," ujarnya.

 

35,8 Juta Orang Naik Kereta Sepanjang April 2019

Arus Balik di Stasiun Pasar Senen
Penumpang kereta api Tawang Jaya Semarang tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (8/6/2019). Volume penumpang arus balik melalui moda transportasi kereta api di stasiun Stasiun Senen mengalami lonjakan pada H+3 Lebaran. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang kereta pada April 2019 sebanyak 35,8 juta orang atau naik 0,16 persen dibanding Maret 2019.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, dari jumlah tersebut sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek, yang merupakan penumpang pelaju (commuter).

"Penumpang KRL yaitu sebanyak 28,1 juta orang atau 78,37 persen dari total penumpang kereta api," kata dia, di kantornya, Senin, 10 Juni 2019.

Sementara itu, peningkatan jumlah penumpang kereta terjadi di wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera masing-masing sebesar 5,10 persen dan 2,93 persen. Sebaliknya, penurunan jumlah penumpang terjadi di wilayah Jabodetabek sebesar 1,07 persen.

"Secara kumulatif jumlah penumpang kereta api selama Januari-April 2019 mencapai 138,6 juta orang atau naik 0,68 persen dibanding periode yang sama tahun 2018," ujarnya.

Peningkatan jumlah penumpang kereta terjadi di wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera masing-masing sebesar 11,55 persen dan 12,60 persen, sedangkan di wilayah Jabodetabek turun sebesar 1,88 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya