Bertemu Jokowi, Bank Dunia Ingatkan Dampak Perang Dagang ke RI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo A Chaves. Pertemuan keduanya dilakukan secara tertutup di Istana Merdeka, Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2019, 16:13 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2019, 16:13 WIB
Jokowi Bicara Perkembangan Fintech di IMF-Bank Dunia 2018
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menkeu Sri Mulyani (kiri) dan Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (kanan) dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo A Chaves. Pertemuan keduanya dilakukan secara tertutup di Istana Merdeka, Jakarta.

Usai pertemuan, Rodrigo menjelaskan dirinya melaporkan program kerja Bank Dunia di Indonesia selama satu tahun terakhir kepada Jokowi.

"Kami hanya melaporkan program kerja Bank Dunia di Indonesia selama satu tahun terakhir," ucapnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Selain soal program kerja, Rodrigo mengaku menyinggung kucuran pinjaman dana Bank Dunia kepada pemerintah dalam satu tahun terakhir. Dia membantah pertemuan ini membahas tawaran pinjaman dana baru.

"Tidak (menawarkan pinjaman dana baru). Kita hanya mengulas pinjaman-pinjaman yang sudah diberikan selama satu tahun terakhir," tegas Rodrigo.

Kepada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, Rodrigo mengingatkan agar memperhatikan betul perkembangan ekonomi global. Dia menyebut perang dagang Amerika Serikat dan China yang masih terjadi hingga kini memberikan ketidakpastian ekonomi dunia. Tidak tertutup kemungkinan, perang dagang tersebut memberikan dampak negatif pada perekonomian Indonesia.

"Ada awan hitam yang menggelantung karena perang dagang. Semoga saja negosiasi antara dua negara kuat (AS-Tiongkok) segera terjadi agar dampak perang dagang tak berdampak semakin buruk untuk semua pihak," kata dia.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Bank Dunia Prediksi Ekonomi Global Melambat pada 2019

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan ekonomi global melambat. Bank Duniaprediksi, pertumbuhan ekonomi hanya 2,6 persen pada 2019 dari target semula 2,9 persen.

Ekonom Bank Dunia menilai, perlambatan ekonomi semakin meluas, dan berdampak terhadap banyak negara. Ditambah risiko ketidakpastian bisnis karena ketegangan perang dagang global.

Salah satu ekonom Bank Dunia yang melakukan riset dalam laporan, Franziska Ohnsorge menyatakan, Bank Dunia sebelumnya peringatkan prediksi ekonomi global yang melambat pada enam bulan lalu.

"Dulu prediksi, sekarang kita melihat data," ujar dia, seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (5/6/2019). 

Pada Januari, Bank Dunia revisi prediksi pertumbuhan ekonomi global dari tiga persen menjadi 2,9 persen pada 2019.

Ohnsorge menuturkan, kemudian kekecewaan makin luas terhadap perdagangan, investasi, manufaktur di negara maju dan berkembang.

Konflik perdagangan menjadi faktor penting yang sebabkan pertumbuhan ekonomi global melemah. Hal itu terutama ketegangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS).

Bank Dunia melihat, perang dagang berdampak terhadap ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi China akan melambat imbas perang dagang.

Dalam tiga dekade, rata-rata pertumbuhan ekonomi China sekitar 10 persen. Ekonomi China diprediksi hanya tumbuh 6,2 persen pada 2019.

Hal itu juga didorong dari pemerintah China yang sengaja perlambat ekonominya.Ekonom prediksi kalau tingkat pertumbuhan sebelumnya tidak dapat dipertahankan lebih lama.

Akan tetapi, ketegangan perang dagang yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi global yang melambat akan pengaruhi China pada 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya